Ferdinand Curigai Jusuf Kalla Lakukan Agenda Tertentu, Eks Anak Buah SBY Itu Singgung Teroris

- 28 Desember 2020, 11:55 WIB
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla berdialog dengan Menteri Agama dan Haji Afghanistan Mohammad Qasim Halimi bersama ulama-ulama Afghanistan di Istana Kepresidenan Afghanistan, Char Chenar Palace Kabul, Rabu (23/12/2020). Jusuf Kalla Ajak MUI untuk Ikut Terlibat dalam Perdamaian Negara Timur Tengah
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla berdialog dengan Menteri Agama dan Haji Afghanistan Mohammad Qasim Halimi bersama ulama-ulama Afghanistan di Istana Kepresidenan Afghanistan, Char Chenar Palace Kabul, Rabu (23/12/2020). Jusuf Kalla Ajak MUI untuk Ikut Terlibat dalam Perdamaian Negara Timur Tengah /ANTARA/Tim Media JK/ANTARA/Tim Media JK/via Pikiran Rakyat Tasikmalaya/

POTENSIBISNIS - Gerak Wakil Presiden RI ke-10, Jusuf Kalla (JK) dicuriga eks anak buah SBY, Ferdinand Hutahaean.

Terlebih saat Jusuf Kalla berada di Afganistan, Ferdinand Hutahaean menuding hal ini kepada JK.

Tudingan Ferdinand Hutahaean berawal saat Wakil Presiden RI ke-10 ini mengaku akan membantu menyelesaikan konflik yang sedang memanas antara Afghanistan dengan Taliban.

Baca Juga: KERAS! Iwan Fals 'Meraung' Lagi, Minta Pemerintah Segera Lakukan Langkah Darudat Ini

Keputusan Jusuf Kalla memasilitasi mediasi Taliban dan Afghanistan memicu beragam komentar dari publik.

Jusuf Kalla (JK) berencana menggelar mediasi di Jakarta.

Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean berulang kali menunjukkan keresahan dan kebingungannya terkait keputusan Jusuf Kalla.

Baca Juga: Terkait Somasi PTPN VIII pada Ponpes Habib Rizieq, Mahfud MD: Jika Keperluannya Itu, Ya Teruskan

Bagi Ferdinand, Indonesia saat ini berada dalam kondisi genting intoleransi, sehingga ia menanyakan apa manfaat dari mediasi dua kelompok tersebut.

"Entah apa kepentingan dan mamfaat Taliban ini hrs diundang ke Indonesia ditengah saat kerasnya kondisi intoleransi di negara ini," kata Ferdinand Hutahaean sebagaimana dikutip PRBogor.com dari akun Twitter @FerdinandHaean3.

Berselang beberapa hari, Ferdinand Hutahaean kembali buka suara terkait wacana Jusuf Kalla tersebut.

Melalui akun Twitternya, hari ini Senin 28 Desember 2020, Ferinand mengaku khawatir dengan kedatangan Taliban ke Indonesia.

Dikutip dari berita bogor.pikiran-rakyat.com berjudul "Taliban Dianggap Teroris, Ferdinand Curiga JK 'Berlindung' di Balik Mediasi demi Kepentingan Pribadi", bagi dirinya, Taliban sendiri adalah teroris.

"Bagi saya, Taliban itu teroris, saya khawatir, tentara Taliban satu saat jadi bebas masuk ke Indonesia," kata dia.

Pagi ini sambil melihat deretan Gunung Barisan, sy msh bertanya2 dlm hati, apa mamfaat bg Indonesia membawa Taliban masuk? Ini agenda pribadi pak JK atau agenda resmi pemerintah?

"Pagi ini sambil melihat deretan Gunung Barisan, saya masih bertanyatanya dalam hati. Apa mamfaat bagi Indonesia membawa Taliban masuk? Ini agenda pribadi pak JK atau agenda resmi pemerintah?," ucap dia.

Sebelumnya, pemerintah Afghanistan meminta bantuan Pemerintah Indonesia soal rencana pihaknya melakukan dialog dengan Taliban.

Afghanistan meminta Indonesia memfasilitasi dialog antara pihak otoritas Afghanistan
dan kelompok Taliban, sebagai salah satu upaya perwujudan perdamaian di negara tersebut.

Permintaan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Agama dan Haji Afghanistan Mohammad Qasim Halimi.

Halimi meminta bantuan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla di Istana Kepresidenan Afghanistan, Char Chenar Palace Kabul, Rabu, 23 Desember 2020.

"Kami ingin Pak JK dan ulama-ulama Indonesia dapat memfasilitasi dialog antara ulama Afghanistan dan ulama Taliban, untuk mengakhiri konflik," kata Halimi sebagaimana dikutip dari Antara.

Perbedaan antarfaksi

Lebih lanjut, Halimi menyebut, adanya konflik antara Afghanistan dan Taliban terjadi karena ada perbedaan antarfaksi dalam mencari model pemerintahan Islam yang tepat untuk diterapkan di negara berpenduduk 32 juta jiwa tersebut.

"Konflik di Afghanistan akibat adanya perbedaan mengenai model pemerintahan Islam mana yang cocok bagi negara kami," ungkap Halimi.

Dengan segala ketegangan dalam konflik yang berkepanjangan, Pemerintah Afghanistan ingin untuk segera mengakhiri kekerasan dan aksi saling bunuh antarwarga di negara tersebut karena perbedaan pendapat.

"Untuk itu, kami ingin semua itu diakhiri. Dan kami ingin mendiskusikan untuk segera menentukan bentuk pemerintahan yang sesuai," harapnya.

Konflik kekerasan di Afghanistan terus mengalami eskalasi.

Pemerintah Afghanistan pun berharap dialog antarulama dari pihak Pemerintah dan Taliban tersebut dapat berlangsung di Jakarta, Indonesia.

Sebelumnya, Duta Besar RI untuk Afghanistan, Arief Rachman mengatakan, kedatangan Jusuf Kalla ke Kabul untuk memenuhi undangan dari Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani.

JK diharapkan hadir

Kehadiran Jusuf Kalla di Afghanistan memang diharapkan oleh otoritas setempat untuk dapat memberi solusi terhadap konflik di negara tersebut.

"Kehadiran Pak JK beserta rombongan sangat dinantikan untuk memberikan jalan keluar atau solusi bagi perdamaian di Afghanistan.

"Pihak Afghanistan sangat welcome ke Pak JK dan semoga pelibatan ulama untuk perdamaian dapat menghadirkan damai di Afghanistan," kata Arief Rachman.

Sementara itu, menanggapi permintaan Afghanistan tersebut, Jusuf Kalla mengatakan, akan mengajak Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk ikut andil dalam dialog antara Pemerintah Afghanistan dan kelompok Taliban.

Ia juga akan menyampaikan rencana dialog tersebut kepada Wapres Ma’ruf Amin, setibanya di Jakarta. ***bogor.pikiran-rakyat.com/Fitri Nursaniyah

 

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: Pikiran Rakyat Bogor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah