HOAKS atau FAKTA: Ustadz Abdul Somad Diciduk Kepolisian Berpakaian Preman, UAS Terlihat Santai

- 16 Desember 2020, 07:15 WIB
Foto viral dengan narasi Ustadz Abdul Somad (UAS) ditangkap polisi.
Foto viral dengan narasi Ustadz Abdul Somad (UAS) ditangkap polisi. /instagram.com/@ustadzabdulsomad_official/

POTENSIBISNIS – Belum lama ini, Ustadz Abdul Somad (UAS) mendapat ancaman dipenjarakan gara-gara ceramahnya yang dinilai membela Habib Rizieq Shihab.

Hanya berselang beberapa hari setelah pengakuan itu, kini beredar foto UAS didampingi sejumlah anggota polisi berpakaian preman.

Narasi dalam foto yang viral tersebut adalah ulama kondang Ustadz Abdul Somad (UAS) ditangkap polisi.

Baca Juga: Kalina Ocktaranny dan Vicky Prasetyo Nikahan, Kira-kira Deddy Corbuzier Datang Gak Yah?

foto viral dengan narasi UAS ditangkap.
foto viral dengan narasi UAS ditangkap.

Selain didampingi sejumlah petugas berpakaian preman, ada juga di belakangnya pengawalan polisi.

Saat ditelusuri, ternyata foto yang beredar merupakan potongan gambar UAS sedang mengunjungi peresmian pondok pesantren di Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat.

Bisa dipastikan foto yang beredar dengan narasi penangkapan tersebut adalah HOAKS.

UAS dengan mengenakan jaket seperti yang dinarasikan ditangkap. UAS sebenarnya sedang berkunjung ke Masjid Kapal Munzalan, Kalimantan.
UAS dengan mengenakan jaket seperti yang dinarasikan ditangkap. UAS sebenarnya sedang berkunjung ke Masjid Kapal Munzalan, Kalimantan.

Baca Juga: Jokowi 6 Kali Beruntun Masuk 50 Muslim Berpengaruh, Kini Posisi ke-12

Berkunjung ke Masjid Kapal Munzalan bersama Ustadz @luqmanulhakimpontianak dan para asatidz.
.
Di Masjid ini ada Kantor Baitulmaal Munzalan Indonesia, Rumah Sehat Munzalan dan LPBM (Lembaga Pendidikan Berbasis Masjid)
.
3 poin utama sebagai langkah berhijrah tanpa mengenal terlambat, sebagaimana Khadijah saat memeluk Islam diusia 55 tahun.
.
1. Orang baik, bukan berarti orang yang tidak pernah salah. Tapi, hendaknya ada kesadaran setelah lakukan kesalahan. Dari kesalahan inilah kita bertaubat nasuha.
.
2. Ramahkanlah kaki dan tangan ke Masjid. Sholatlah di Masjid. Karena Masjid sebagai filter bagi orang munafiq, terutama disholat shubuh dan isyanya.
.
3. Mulai beramal sholeh. Karena taubat dan sholat saja tidak cukup. Maka tambahlah tantangannya dengan beramal sholeh, salah satunya dengan mengikuti gerakan @infaqberas,” tulis UAS dalam caption video di akun Instagramnya, seperti dilihat PotensiBisnis.com pada Selasa, 15 Desember 2020.

Sebelumnya, dalam sebuah video, Ustadz Abdul Somad (UAS) mengakui diancam akan dipenjarakan saat dinilai membela Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab (HRS).

UAS mengaku tidak takut walaupun telah diteror melalui pesan WhatsApp (WA) yang mengingatkannya untuk jangan berpihak.

"Kemarin saya dapat WA, isinya mengingatkan beberapa ustaz sudah masuk tahanan. Besok-besok, saya katanya yang bisa saja ditahan," ujar UAS melalui YouTube Safari UAS.

Dikutip dari Pikiranrakyat-Bekasi.com, pernyataan UAS tersebut dikomentari Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar.

Takut berpendapat

Menurut Musni Umar, wajar jika belakangan banyak orang yang takut dalam mengucapkan pendapat atau keberpihakannya terhadap satu hal.

"Tentu wajar kalo sekarang ini banyak yang takut, apalagi banyak ancaman, saya beberapa waktu yang lalu bertemu dengan beberapa akademisi, mereka juga menyatakan tidak berani ngomong, sangat hati-hati karena situasinya seperti ini, dan ternyata UAS sudah mendapatkan tekanan," ucapnya seperti dikutip dari kanal YouTube Musni Umar, Sabtu, 11 Desember 2020.

Namun Musni Umar mengingatkan, jangan karena hal ini masyarakat Indonesia malah takut berbicara.

"Saya kira kita tidak perlu takut berbicara, tinggal cara kita menyampaikan, apakah kita menyampaikan itu menyerang pribadi atau institusi itu tidak boleh, kita hanya boleh menyampaikan kebenaran, kejujuran, dan keadilan," tuturnya.

"Karena itu perintah agama, dalam Al-Qur'an disebutkan, hendaklah kalian menjadi satu umat yang menyeru, memanggil, dan mengajak untuk berbuat amar makruf dan mencegah perbuatan yang tidak baik, yaitu nahi mungkar," katanya.

Berlaku untuk semua

Mahfud MD melalui akun Twitter pribadinya memberikan tanggapan terkait video ceramah yang diunggah Ustadz Abdul Somad (UAS) di akun Instagram pribadinya.

"Tidak apa-apa, dalil itu berlaku bagi semua. Kan, UAS memposting ceramah saya bahwa 'negara akan hancur kalau tidak adil".

Sebut Mahfud MD, mengatakan yang dimaksud dalam isi potongan cermah yang viral itu berlaku untuk semua.

"Itu berlaku bagi siapa pun dan kapan pun. Makanya menteri korupsi pun kita borgol dan membuka peluang dihukum mati,"

Lalu Menkopolhukam mengatakan berlaku juga untuk pengancau di luar pemerintahan.

"Tapi pengacau yang di luar pemerintah juga harus ditindak. Salah?," Tulis Mahfud MD di akun Twitter pribadinya seperti dikutip pada Minggu 13 Desember 2020.

Diingatkan demikian, Mahfud menjawab bijak. Menurut dia, UAS telah menggunggah potongan video ceramahnya tentang keadilan.

Mahfud Puji UAS

Mahfud MD turut memuji UAS karena telah mengingatkan kepada seluruh pihak tentang bahaya apabila negara tidak berlaku adil.

"Bagus. Itu berlaku bg UAS jg yg bnyk bergabdeng dgn berbagai orng. Sama dgn dalil sy bhw jika berlaku tdk adil negara akan hancur, tinggal nunggu waktu. Itu bunyi ayat Qur'an dan Hadits. Makanya menteri/pjbt yg korupsi hrs ditangkap; pun preman yg melanggar hukum kita tangkap,'' tulis Mahfud MD.

Mahfud pun menyampaikan pandangannya. Menurut dia, pendapat itu bagus. Hal itu juga berlaku bagi UAS yang kerap bergandengan dengan banyak orang.

Bagus. Itu berlaku bagi UAS juga yang banyak bergandeng dengan berbagai orang. Sama dengan dalil saya bahwa jika berlaku tidak adil negara akan hancur, tinggal nunggu waktu. Itu bunyi ayat Qur'an dan Hadits. Makanya menteri/pejabat yang korupsi harus ditangkap; pun preman yang melanggar hukum kita tangkap (emoji jempol),” tulis Mahfud MD.

Mantan Ketua MK ini menegaskan, penegakan hukum dilakukan tegas. Dua jenderal polisi digelandang ke pengadilan, jaksa dicokok juga buron koruptor Djoko Tjandra. Ada lagi, Maria Pauline Lumowa yang juga ditangkap.

“4 koruptor Jiwasraya dijatuhi hukuman seumur hidup. Kalau mau cari-cari ya ada saja yang belum tertangkap. Tapi intinya, pemerintah akan runtuh kalau berlaku tak adil, siapa pun,” ujarnya.***

Editor: Awang Dody Kardeli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x