Soal Fenomena Rizieq Shihab, Mahfud MD: Kekosongan Pemimpin Islam Berperan Nahi Munkar

- 13 Desember 2020, 11:10 WIB
Mahfud MD, Menko Polhukam RI.
Mahfud MD, Menko Polhukam RI. /Instagram/@mohmahfudmd


POTENSIBISNIS - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, menanggapi pernyataan Jusuf Kalla soal fenomena dukungan atas pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

Diketahui, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 itu, beberapa waktu lalu sempat menyatakan hal tersebut bisa terjadi karena adanya kekosongan pemimpin.

Mahfud MD pun senada dengan Jusuf Kalla mengani hal itu. Ia mengaku bukan hanya Jusuf Kalla yang mengatakan demikian.

Baca Juga: TERUNGKAP! Penahanan Habib Rizieq Ternyata Sudah Direncanakan, Ini Penjelasan Polisi

Mahfud MD sendiri mengakui, sudah mengatakan hal tersebut dua tahun lalu sebelum menjabat Menko Polhukam.

"Itu sebelum Pak JK mengatakan seperti itu, dua tahun lalu saya sudah katakan. Bisa dilihat di jejak digital saya sudah mengatakan itu dulu," kata Mahfud MD kepada Claudius Boekan dalam programnya, yang ditayangkan di kanal YouTube BeritaSabtu, pada Jumat 11 Desember 2020.

Mahfud MD pun menjelaskan, fenomena Rizieq Shihab terjadi karena kekosongan pemimpin Islam.

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Resmi Ditahan Usai Dicecar 84 Pertanyaan, Ini Pasal yang Menjeratnya

"Terjadi kekosongan peran tokoh dan organisasi Islam," kata Mahfud MD dikutip dari akun Twitter pribadinya, @mohmahfudmd.

Ketika 4 tahun lalu tepatnya 2016 terjadi aksi besar 411 dan 212, kata Mahfud MD, umat yang turut membanjiri demo tersebut bukan karena pengikut FPI atau Muhammad Rizieq Shihab, tapi karena menumpang protes.

"Fenomena itu, massa yang membanjiri demo bukan karena pengikut FPI atau MRS, tapi karena menumpang protes melalui orang yang berani bernahi munkar. Mengapa? karena saat itu pada tokoh dan ormas Islam lebih banyak beramar makruf," sambungnya.

Baca Juga: Anak Buah SBY Diancam Dibunuh di Depan Anak Istri, Andi Arief: Malah Saya yang Diperiksa Polisi

Dirinya pun membantah, jika terdapat narasi yang menyatakan kesepatannya dengan Jusuf Kalla atas kekosongan pemimpinan formal di Indonesia.

"Seperti Pak JK sayang tak pernah mengatakan kekosongan pemimpin formal di Indonesia, melainkan melemahnya peran Nahi Munkar ormas dan parpol Islam," ujarnya.

Ia menegaskan, bahwa dirinya setuju dalam konteks seperti terjadinya kekosongan pemimpin Islam yang berperan melakukan nahi munkar.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah