Terkait Fenomena Habib Rizieq Shihab, Jimly Asshiddiqie Beri 4 Begini

20 November 2020, 22:41 WIB
Ketum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) sekaligus mantan ketua MK, Jimly Asshiddiqie. /Antara/Katriana/ANTARA

POTENSIBISNIS - Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menanggapi fenomena politik yang sedang terjadi di Indonesia, terkhusus nama Habib Rizieq Shihab yang sedang banyak diberitakan.

Memahami fenomena seperti ini, Jimly mengatakan adanya politik identitas keagamaan dan kebangsaan karena menjadi warna dari polarisasi komunikasi politik.

Sebagaimana dikutip potensibisnis.com dari channel YouTube Inspirasi Untuk Bangsa Dirinya mengatakan, jika kedua sifat tadi selalu menjadi permasalahan, justru ini yang membuat bangsa kita seolah tak maju.

Baca Juga: Jalani Pemeriksaan di Bareskrim Polri, Ridwan Kamil Beberkan Kronologi Kerumunan Massa Habib Rizieq

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menjelaskan fenomena ini telah terjadi sejak Negara ini Merdeka dan tidak hanya terjadi di Indonesia saja.

"ini sejak tahu 45 tahun 56 kita tidak berhasil menyepakati UUD Baru di konstituan 56 sampai 59 ya gara gara isu identitas ini sehingga akhirnya kita kembali ke UUD 45 terus sampai era orde baru begitu lagi". Jelas Jimly

Politik identitas keagamaan dan kebangsaan ini selalu menjadi sorotan, hingga Pemilu kemarin.

"Setelah pilpres dan Pilkada DKI itu makin menyeruak nah sampai sekarang GK selesai" lanjutnya.

Baca Juga: Pemerintah Beri Izin Pemda untuk Buka Sekolah, Nadiem: Tatap Muka Ini Diperbolehkan tapi Tak Wajib

Di sisi lain juga Jimly mengatakan, bahwa penomena ini merupakan penomena global, dengan adanya gelombang radikalisme terjadi di seluruh dunia.

"Puncaknya sekarang ini, di as puncaknya Donald Trump dengan politik rasialis dan sangat diskriminatif, lalu di Norwegia di Swedia hal yang sama terjadi dan puncaknya di Prancis kemaren

Ini fenomena yg mendunia, bahkan di negeri yg damai di new Zealand pun saking luasnya ketakutan kebencian islamophobia itu orang lagi sholat Jum'at di tembakin oleh seorang yg waras". Sebutnya.

Tapi ini bukan hanya di barat, di Myanmar orang Budha memperlakukan orang Islam kayak gitu, di India orang Hindu Memperlakukan orang Islam seperti itu, padahal jumlah umat Islam disana sebentar lagi lebih banyak dari umat Islam di Indonesia.
Dengan adanya politik identitas seperti itu yang membuat hubungan antar umat beragama tidak harmonis, lalu Jimly juga mengungkapkan penyebabnya.

Baca Juga: Soal Penurunan Baligo HRS dan Pernyataan 'Bubarkan FPI', Fadli Zon Minta Pangdam Jaya Dicopot

"Sebabnya itu kan ketidakadilan, timur tengah di hancur leburkan, Palestina tidak beres beres. Ini muncul gelombang radikalisme, terorisme dimana mana, puncaknya sekarang terjadi di Amerika dengan kasusnya Floyd meninggal dunia di injak sama polisi". Ungkapnya.

Menangnya Joe Bidden Kamalla Haris Jimly merasa bersyukur, sebab yang menang adalah akal sehat, Ini peluang untuk rekonsiliasi Mondial.

Bidden menegaskan dalam pidatonya, dia sudah punya komitmen Two Step Solution; Healer dan Unifire.
Dengan hadirmya Joe Bidden Kamalla Haris sebagai pemenang Pilpres AS, Jimly berharap penomena ini selesai.

"Masa kita didalam negeri hrs tiga tahun tidak beres masa harus di pelihara sampai 2024, jadi kita membutuhkan upaya menyatukan". Harapan Jimly.
"Jadi ini kalau terus di kerasi ini terus terjadi
Itu yg kumpul menjemput itu di picu oleh statement pejabat yang mengecilkan arti dan jumlah pendukung HRS mereka akan berduyun-duyun". Sesal Jimly.

Baca Juga: Aktivitas Gunung Merapi Meningkat Tinggi Magma Terus Bergerak ke Permukaan Tingkatkan Kewaspadaan

Jimly juga memberikan masukan kepada pemerintah soal penomena ini, sebaiknya menggunakan Ideologi dan Theologi mendamaikan dan merukunkan, tidak mesti pake ideologi perang.

"Kalau ideologi perang negara pasti menang menghadapi rakyatnya, apalagi menggunakan segala institusi mekanisme yg resmi ya pasi menang". Ujarnya.

Berikut 4 masukan Jimly Asshiddiqie pada pemerintah.
1. Tugas kepemimpinan itu mengadilkan kehidupan bersama
2. Merukunkan perikehidupan bersama
Memakmurkan kehidupan bersama
4. Mengawal kebebasan supaya teratur dan mengarah kepada kreatifitas dan inovasi pencerahan kemajuan peradaban.

Jimly menekankan, Itu tugas kepemimpinan adanya Kepemimpinan negara untuk empat hal tersebut.***

Editor: Abdul Mugni

Sumber: Youtube INSPIRASI UNTUK BANGSA

Tags

Terkini

Terpopuler