POTENSI BISNIS - Dalam sebuah peristiwa yang menghebohkan dan mengejutkan banyak pihak, seorang anggota TNI (Tentara Nasional Indonesia) ditemukan melawan arah di jalan tol Merak-Banten-Zona Selatan (MBZ) pada Sabtu, 9 September 2023, pukul 05.30 WIB.
Namun, investigasi mendalam telah mengungkapkan bahwa ada faktor yang jauh lebih dalam daripada sekadar pelanggaran lalu lintas yang terjadi di sini.
Menurut Kolonel Inf. Herbert Andi Amnino Sinaga, anggota TNI yang tidak disebutkan namanya ini memiliki masalah psikologis yang serius yang telah menghantuinya selama beberapa waktu. Masalah ini diperkirakan menjadi pemicu utama perilaku berbahaya di jalan tol tersebut.
"Perlu diketahui bahwa Lettu G ini memiliki riwayat penyakit, kondisi psikologisnya kurang sehat, dan sedang dalam pengawasan satuan. Namun pada hari libur, tepatnya pada hari Sabtu, tanggal 9 September, yang bersangkutan pergi tanpa izin dari satuannya," ujar Herbert Andi Amino Sinaga, sebagaimana dikutip potensibisnis.pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube BeritaSatu pada Selasa, 12 September 2023.
Kasus ini menciptakan gelombang kehebohan di media sosial dan masyarakat luas, dengan banyak yang mengkhawatirkan tentang kesehatan mental para anggota TNI.
Masalah kesehatan mental di kalangan personel militer telah menjadi perhatian yang lebih besar dalam beberapa tahun terakhir, dan insiden ini semakin menggarisbawahi pentingnya perhatian serius terhadap kesejahteraan mental para pahlawan negara.
Baca Juga: Cinta Tanpa Karena: Ghani Seret Nuna dan Sava Usai Pergoki Keduanya Sembunyi di Gerobak Sampah
Pihak berwenang dan komandan militer setempat saat ini sedang bekerja sama untuk memberikan bantuan psikologis dan perawatan yang sesuai untuk anggota TNI yang terlibat.
Mereka juga berkomitmen untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memahami akar masalah yang lebih dalam dan bagaimana hal ini dapat dicegah di masa depan.
Kasus ini memicu diskusi nasional tentang pentingnya pemantauan kesehatan mental secara teratur bagi personel militer serta upaya yang lebih besar untuk menghilangkan stigma yang masih ada di sekitar masalah ini.***