Waspada! La Nina Memicu Bencana Hidrometeorologi, BMKG: Jaga Lingkungan

18 Oktober 2021, 19:36 WIB
Ketua BMKG Dwikorita Karnawati. Waspada La Nina Memicu Bencana Hidrometeorologi, BMKG: Jaga Lingkungan. /www.bmkg.go.id

POTENSI BISNIS - Menghadapi bencana hidrometeorologi dampak dari La Nina dan musim hujan.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan semua pihak untuk menjaga lingkungan untuk hadapi dampak bencana.

Di antaranya, jangan melakukan perusakan lingkungan seperti menebang pohon sembarangan.

Baca Juga: 25 Link Twibbon Maulid Nabi 1443 H/ 2021 Terbaru Bisa Dibagikan di Medsos

"Jangan lalukukan perusakan lingkungan, misal tebang pohon sembarang, memotong lereng dan lain sebagainya, karena La Nina memicu curah hujan tinggu sehingga bisa terjadi banjir," kata Dwikorita Karnawati dikutip dari ANTARA, pada Senin, 18 Oktober 2021.

Ia menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers soal waspada La Nina dan peningkaan risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Indonesia secara virtual.

Dwikorita menerangkan, bencana hidrometeorologi sebenarnya bukan hanya disebabkan oleh La Nina atau curah hujan yang tinggi, akan tetapi daya dukung dan tampung lingkunan berperan penting.

Baca Juga: Prediksi Musim Hujan di Wilayah Bandung Raya, BMKG: Waspadai Bencana Hidrometeorologi

Adapun langkah-langkah yang dilakukan BMKG sejauh ini selain menyebarluarkan informasi cuaca dan prakiraannya.

Kemudian melakukan koordinasi secara insentif antara kementerian/lembaga serta melakukan simulasi jika berdampak di wilayah tertentu.

Analisis prediksi pemodelan numerik juga semakin diintensifkan karena ancaman cukup tinggi seperti tahun lalu, La Nina meningkatkan curah hujan bulanan hingga 70 persen.

Baca Juga: Penutupan IHSG Sore Ini Menguat Ditopang Optimisme Pemulihan Ekonomi

Koordinasi dengan pemerintah daerah juga dilakukan untuk menyiapkan lingkungan, tandon air segera diperhatikan kapasitasnya jangan sampai embung atau danau mengalami pendangkalan.

Sehingga daya tampung air tidak maksimal, begitu juga dengan aliran air permukaanharus diperhatikan.

"Yang tinggal di wilayah bantaran sungai perlu monitor informasi cuaca dan amati lingkungan kita apaka ada di zona rawan banjir atau longsor, lakukan langkah menjaga lingkungan," kata Dwikorita.

Baca Juga: Ikatan Cinta Malam Ini: Reyna Histeris Usai Tahu Orangtua Kandungnya dari Nino, Andin dan Al Dibenci?

BMKG juga mencatat saat ini 20 persen wilayah Zona Musim di Indonesia telah memasuki musim hujan.

Sera terpantau ada La Nina lemah yang diperkirakan akan bertahan sampai Februari 2022.

Fenomena La Nina yang dipengaruhi anomali suku muka laut di Samudra Pasitif bagian tengah dengan wilayah perairan Indonesia.

Sehingga suku muka laut di wilayah Indonesia menjadi lebih hangat. Saat terpantau anomali tersebut telah melebihi ambang batas terjadinya La Nino yakni 0,5 tercatat sudah minus 0,61 pada dasarian (10 hari pertama) Oktober 2021.

La Nina meningkatkan aliran massa udara basah, sehingga meningkatkan curah hujan.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler