POTENSI BISNIS - Penerbang Pesawat TNI AU, Mayor Pnb Mulyo Hadi mengungkapkan tantangan yang dihadapi saat evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Afghanistan.
Tantangan yang dihadapi Mayor Pnb Mulyo saat menjalani evakuasi WNI diantaranya kerumunan massa terus bertambah di Bandara Hamid Karzai, Kabul dan Bandara Islamabad, Pakistan.
Fungsi navigasi dan pengaturan tidak dapat beroperasi dengan maksimal setelah Taliban melakukan pengambil alihan pemerintahan di Afghanistan.
Baca Juga: Pemerintah Indonesia Evakuasi WNI dari Afghanistan, Menlu Retno Sebut 26 WNI Termasuk Staf KBRI
Baca Juga: Luncurkan Aplikasi Rapor Digital Madrasah, Ini Harapan Kemenag
“Hambatan yang dihadapi terutama adalah data-data terkini dari landasan Bandara Hamid Karzai International, serta kondisi sekitar landasan yang tidak menentu." ujar Mayor Pnb Mulyo sebagaimana dikutip potensibisnis.pikiran-rakyat.com dari Antara Sabtu, 21 Agustus 2021.
Terjadinya kerumunan masa saat awak pesawat TNI AU sampai di Islamabad menunda penjembutan WNI yang berada di Afghanistan selama 1-2 hari.
"Eskalasi kerumunan massa terjadi ketika awak pesawat sampai di Islamabad sehingga keputusan dari Kementerian Luar Negeri RI menunda penjemputan selama 1-2 hari" tambahnya.
Baca Juga: Jelang Shalat Jumat Pertama, Taliban Desak Persatuan Afghanistan
Walaupun demikian, akhirnya awak pesawat mendapatkan data lengkap dan izin pendaratan dari otoritas di Kabul yang kemudian pesawat terbang ke Bandara Hamid Karzai Jumat 20 Agustus 2021.
Penerbangan pesawat dari Bandara Islamad ke Bandara Hamid Karzai dilaksanakan dini hari sekitar pukul 04.33 waktu Islamabad, Pakistan.
Diharapkan kondisi bandara dalam kondisi sepi, yang memungkinkan evakuasi WNI berjalan dengan kondusif.
Baca Juga: Buntut Penaklukan oleh Taliban, Pemerintah RI Berhasil Evakuasi 26 WNI di Afganistan
Namun, ternyata bandara tersebut berada di wilayah yang dikelilingi oleh pegunungan dengan ketinggian landasan pacau 5.877 kaki dari permukaan laut.
“Saat pelaksanaan evakuasi, medannya dikelilingi pegunungan dengan ketinggian landasan pacu 5.877 kaki di atas permukaan laut" katanya.
kemudian, fasilitas bantuan berupa kontrol dan navigasinya tidak berfungsi dengan maksimal.
Hal itu membuat awak pesawat menghadapi tantangan yang berat saat pesawat TNI AU mendekati Bandara Hamid Karzai.
“Ditambah fasilitas bantuan navigasi bandara (ILS, VOR), night facilities, dan air traffic service yang tidak berfungsi maksimal, mengakibatkan awak pesawat menghadapi tantangan berat saat mendekati Bandara Hamid Karzai,” kata Mayor Pnb Mulyo Hadi.
Ia menambahkan landasan pacu di Bandara Hamid Karzai cenderung gelap karena pendaratan berlangsung pada dini hari saat matahari belum terbit dan lampu di landasan pacu tidak seluruhnya menyala.
“Landing (pendaratan, red.) di Kabul jadi tantangan paling utama bagi seluruh awak pesawat A-7305,” ujar dia.
Usai mendarat, tim evakuasi segera menjemput 26 WNI dan tujuh warga negara asing untuk masuk pesawat.
Pemegang otoritas sementara bandara di Kabul Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memberikan waktu yang terbatas untuk evakuasi.
Evakuasi berlangsung selama 2 jam, walaupun semula tim evakuasi menjadwalkan evakuasi berjalan selama 30 menit.
Mulyo menyampaikan saat evakuasi tidak semua barang bawaan WNI dapat diangkut dalam pesawat.
“Demi keselamatan bersama, kami membatasi barang bawaan hanya koper jinjing saja sehingga kami memohon maaf kepada WNI dan WNA karena tidak semua kopernya bisa masuk dalam pesawat,” kata dia kepada para WNI dan WNA yang dievakuasi.***