Elektabilitas Tinggi Prabowo -Anies Pasangan di Pilpres 2024, Ferdinand: Disitulah Politik akan Sangat Panas

24 Mei 2021, 17:09 WIB
Ferdinand Hutahaean tanggapi hasil survei elektabilitas tinggi pasangan Prabowo dan Anies di Pilpres 2024.* /Instagram/@ferdinand_hutahaean

POTENSI BISNIS - Elektabilitas tinggi Prabowo Subianto dan Anies Baswedan untuk menjadi kandidat Presiden untuk Pemilu 2024.

Berdasarkan survei yang dihasilkan setelah disimpulkan oleh Perkumpulan Kader Bangsa bersama dengan Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) melakukan survei bertajuk 'Sumber Kepemimpinan Nasional 2024'.

Eks politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menanggapi hasil survei tersebut via cuitan di akun Twitter pribadinya.

Baca Juga: Berdasarkan Survei, PDIP Bersih dari Korupsi, Yan Harahap: Kedua Orang Ini ‘Tersinggung’

Ferdinand Hutahaean mengaku sempat mengatakan kalau dua sosok tersebut (Prabowo dan Anies -red) sangat mungkin akan berpasangan dalan Pilpres nanti.

"Saya pernah katakan bahwa 2 sosok ini sangat mungkin akan berpasangan dalam Pilpres nanti. Lawannya kembali kubu Nasionalis bersatu," kata Ferdinand, dikutip dari Twitter @FerdinandHaean3, pada Senin, 24 Mei 2021.

"Disitulah politik akan sangat panas, demokrasi akan dibunuh oleh politik identitas dan residu Pilpres akan lbh parah," tambah Ferdinand.

Baca Juga: Anggap Pilpres Seperti Badminton, Ridwan Kamil Siap Nyapres 2024

Tangkap layar cuitan Ferdinand Hutahaean tanggapi elektabilitas tinggi Prabowo dan Anies pasangan di Pilpres 2024.* Twitter/@FerdinandHaean3

Elektabilitas itu didapatkan dari survei dengan pertanyaan 'Jika Pemilihan Presiden dilakukan saat ini, dari nama-nama berikut ini, siapakah yang akan anda pilih menjadi Presiden Republik Indonesia?'.

Baca Juga: Komisi II DPR RI Bahas Konsep dan Desain Pemilu 2024, Ini Hasilnya

Dari hasil pertanyaan itu, setidaknya ada lima nama tertinggi yang dijagokan untuk menjadi kandidat Presiden di 2025.

Pertama, Anies Baswedan dengan persentase 17,01 persen, Prabowo 14,31 persen, Ganjar Pranowo 11,25 persen, Sandiaga Uno 6,87 persen, dan Ridwan Kamil 5,86 persen.

"Anies Baswedan menjadi sosok kandidat calon presiden 2024 teratas dalam survei ini. Disusul kemudian Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo," kata Peneliti ARSC Bagus Balghi dalam jumpa pers virtual, Jakarta, Sabtu, 22 Mei 2021.

Namun, hasil survei menyebut sebanyak 60,66 responden menyatakan masih bisa merubah pilihannya (Swing Voters).

Sementara, 31,82 persen teguh dengan pilihannya. Sementara, 5,95 persen menjawab tidak tahu, dan 1,57 persen tidak menjawab.

Bagus mengungkapkan, dari hasil survei tersebut juga ditemukan fakta bahwa Prabowo Subianto dan Anies Baswedan juga menjadi pihak yang paling tidak diharapkan menjadi Presiden di Pemilu mendatang.

Dengan rincian, sebanyak 14,98 persen koresponden tidak menginginkan Prabowo dan 12,91 persen tidak menginginkan Anies Baswedan menjadi Presiden.

Kemudian, di peringkat ketiga ada nama Agus Harimurti Yudhoyono 5,55 persen. Keempat, Puan Maharani 5,30 persen dan Airlangga Hartarto 2,73 persen.

"Namun, publik juga menunjukkan resistensinya terhadap Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Kedua nama tersebut adalah yang tertinggi tidak diharapkan menjadi Presiden 2024 (tingkat resistensi tinggi).

Sementara capres yang resistensi kecil antara lain Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, Tito Karnavian, Muhaimin, Ridwan Kamil, Khofifah dan Erick Tohir," lanjut Bagus.

Sementara, lima besar isu atau persoalan publik yang menjadi concern bagi pemilih dengan harapan akan menjadi program prioritas presiden 2024 mendatang adalah terkait dengan ketersediaan lapangan pekerjaan, akses dan fasilitas pendidikan, kesenjangan ekonomi, pemberantasan korupsi dan jaminan kesehatan.

Metode survei ini dilakukan dengan wawancara melalui telepon dengan memanfaatkan database responden yang dimiliki ARSC yang sebelumnya dibentuk dengan metode penarikan sampel acak bertingkat atau multistage random sampling dengan memperhatikan proporsionalitas antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi. Wawancara by phone karena sedang Pandemi Covid-19.

Survei ini mengambil sampel 1.200 responden yang tersebar di 34 provinsi. Dengan melibatkan 19 enumerator atau interviewer.

Waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel adalah 13 hari dengan rata-rata tiap enumerator mendapatkan 5 responden per hari dengan estimasi waktu 8 jam per hari. Oleh karena itu, tiap 1 responden rata-rata diwawancarai selama 1,6 jam.

Adapun Margin of error survei ini kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

Proses pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal 26 April-8 Mei 2021 melalui telepon. Usia minimum responden adalah 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih.

Total dari responden sekitar 60 persen adalah pemilih muda, hal ini juga menggambarkan populasi pemilih nasional saat ini.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Twitter @FerdinandHaean3

Tags

Terkini

Terpopuler