Ketua MUI: Zakat di Bulan Ramadhan Bisa Didedikasikan untuk Penanganan Covid-19

12 April 2021, 17:32 WIB
Ilustrasi: Ketua MUI sebut zakat di bulan Ramadhan tahun ini dapat didedikasikan untuk penanganan pandemi Covid-19.* /PotensiBisnis.com/Hadyan

POTENSI BISNIS - Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Niam menyampaikan, mengenai kewajiban berzakat bagi umat Muslim.

Di tengah kondisi pandemi sepert ini, kewajiban berzakat bagi yang telah memenuhi syarat bisa langsung didedikasikan untuk penanggulangan Covid-19.

"Maka, zakat bisa didedikasikan dan juga diarahkan untuk penanggulangan Covid-19, baik yang terdampak langsung maupun tidak langsung," ujar Asrorun dalam konferensi pers secara virtual, di Jakarta, Senin, 12 April 2021, dilansir dari ANTARA.

Baca Juga: Simak Tips Sederhana dari Ahli agar Puasa Ramadhan Tetap Berenergi

Baca Juga: Ketua Ombudsman RI: Harus Ada Badan Profesional yang Mengelola TMII   

Asrorun mengatakan, bagi setiap umat Islam khususnya yang telah memenuhi syarat, memiliki kewajiban untuk memberikan zakat fitrah, mal, fidyah, dan sedekah.

"Zakat fitrah yang biasanya diselenggarakan di akhir Ramadhan, katanya, boleh dilakukan saat awal Ramadhan," kata Asrorun.

"Maka dari itu, manfaat dari zakat itu sendiri yakni membantu atau meringankan beban mustahik, apalagi bagi mereka yang terdampak pandemi Covid-19," lanjutnya.

Baca Juga: Sebagian Warga Muslim Pulau Ambon Telah Puasa 1 Ramadhan 1442 H Sejak Minggu, 11 April 2021

Baca Juga: Simak! Link Live Streaming Sidang Isbat Awal Puasa Ramadhan 1442 H

"Nah, ini bisa dilakukan di awal Ramadhan untuk mengoptimalkan nilai manfaat zakat bagi kemaslahatan mustahik yang terdampak Covid-19," ujarnya.

Asrorun juga menegaskan kepada masyarakat, untuk menjalankan Ramadhan kali ini harus optimisme akan lebih baik dari Ramadhan sebelumnya.

"Umat Islam tidak hanya meningkatkan ibadah batiniahnya saja termasuk memperbanyak ibadah lahiriah," kata dia menjelaskan.

"Untuk merealisasikan tujuan zakat untuk meringankan beban para mustahik. Etos keagamaan bisa didayagunakan secara optimal untuk penanggulangan Covid-19. Dan tanggung jawab mewujudkan kesadaran publik dalam penanganannya menjadi tanggung jawab kita semua. Bukan hanya urusan sosial kemasyarakatan tetapi urusan keagamaan," lanjutnya.

Asrorun pun mendorong kesadaran masyarakat, terhadap penerapan protokol kesehatan.

"Apalagi Ramadhan tahun ini terdapat sejumlah pelonggaran dalam menjalankan ibadah," katanya.

"Kesadaran masyarakat kita, jangan sampai kemudian komitmen pemerintah untuk melonggarkan aktivitas sosial ini disalahpahami oleh masyarakat, sehingga apa yang boleh dan apa saja yang tidak," ujar Asrorun.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler