Ngeri! 182 Jemaah Haji Indonesia Tewas di Gunung Sri Lanka, 4 Desember Tragedi Martinair 138

4 Desember 2020, 12:53 WIB
ILUSTRASI Kecelakaan pesawat.* //Pixabay

POTENSIBISNIS - Tragedi tewasnya 182 calon jemaah haji asal Indonesia di Sri Lanka membuat semua orang berduka.

Tepa pada hari ini, 4 Desember calon jemaah haji mengalami kecelakaan menakutkan 46 tahun yang lalu, usai pesawat yang ditumpangi 182 orang jemaah haji ini menabrak gunung di Sri Lanka.

Insiden tewasnya 182 orang calon jemaah haji asal Indonesia di Gunung Saptha Kanya tercatat sebagai kecelakaan terparah dunia penerbangan sepanjang sejarah di tahun tersebut.

Baca Juga: Jadwal Liga Inggris Tottenham vs Arsenal, Man CIty, Man United, Chelsea, hingga Liverpool Pekan 11

Pesawat yang ditumpangi 182 orang itu bernama Martinair 138, yang digunakan oleh Garuda Indonesia guna mengangkut calon jemaah haji melakukan ibadah ke Mekkah.

Daily FT kemudian mengistilahkan kecelakaan mematikan ini "Sri Lanka's worst air disaster', dalam bahasa Indonesia 'kecelakaan pesawat terburuk di Sri Lanka.

Dalam artikel terbitan Project Gutenberg yang dikutip PotensiBisnis.com, Martinair dengan nomor penerbangan 138 ini mengangkut calon haji Indonesia dari Surabaya, untuk kemudian transit di Bandara Katunayake Sri Lanka.

Total, sebanyak 191 orang berada dalam pesawat tersebut, 191 orang ini terdiri atas 9 kru dan 182 calon haji asal Indonesia.

Baca Juga: Ngeri! Pelaku Seruan Awal Azan 'Hayya Alal Jihad' Diringkus Bareskrim Polri, Apa yang Salah?

Penerbangan Martinair 138 ini menggunakan pesawat McDonnell Douglas DC-8-55F yang berangkat dari Surabaya pada 12.03 UTC atau sekira pukul 19.03 WIB.

16.44 UTC atau 23.44 WIB, Martinair 138 bersiap mendarat di runway Bandara Katunayake, namun naas, pesawat justru menabrak Gunung Saptha Kanya.

Pesawat diperkirakan menabrak gunung tak terjamah tersebut pada ketinggian sekira 4.355 kaki.

191 penumpang dinyatakan tewas, termasuk 183 calon haji asal Indonesia.

Dilaporkan pada saat kejadian, kondisi cuaca sekitar Bandara Katunayake sebenarnya cukup baik, dengan kecepatan angin yang tidak terlalu tinggi.

Jarak pandang mencapai 10 kilometer, dan juga tidak berawan. Namun, saat itu diduga penyebab kecelakaan dikarenakan pilot mengandalkan suar navigasi dari Dopples sistem.

Sementara itu, satu-satunya suar navigasi yang digunakan bandara Katunayake adalah Katunayake VOR (Very High Frequency Omni-Directional Range).

Gunung Saptha Kanya atau yang dalam bahasa Indonesia berarti '7 perawan' terletak di kawasan Central Highland di Sri Lanka.

Baca Juga: Cara Dapatkan Bantuan Modal Usaha Kemensos Rp3,5 Juta, Login dtks.kemensos.go.id Gunakan NIK KTP

Mengutip situs Sri Lanka Trekking, Saptha Kanya adalah wilayah yang tak pernah dijamah manusia pada dekade tersebut.

Namun, kini Saptha Kanya menjadi salah satu destinasi pendakian gunung yang cukup populer di sana.

Popularitas Saptha Kanya juga tak lepas dari tragedi Martinair 138 ini, sebagaimana diberitakan sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com "182 Calon Haji Indonesia Tewas di Gunung '7 Perawan' Sri Lanka 46 Tahun Lalu, Tragedi Martinair 138"

Usai kecelakaan, sejumlah kru pencari dan sukarelawan dari warga lokal melakukan pencarian dengan mendaki tebing granit dan medan yang terjal.

Pesawat dilaporkan mengalami patah sayap dan tanki bahan bakar meledak yang kemudian menyebabkan kebakaran di sekitar area lokasi.

Baca Juga: Jin BTS Rilis Lagu ‘Abyss’ Sebelum Ulang Tahun dan Tulis Sepucuk Surat

Butuh beberapa hari untuk kemudian para kru pencari bisa melaksanakan tugasnya dengan optimal di lokasi kejadian,

Beberapa korban diketahui dikuburkan di sekitar lokasi kejadian.

Kini, di lokasi Martinair 138 menabrak Saptha Kanya didirikan sebuah tugu memorial untuk mengenang tragedi tersebut.***(Andika Thaselia Prahastiwi/PikiranRakyat.com)

Editor: Rahman Agussalim

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler