Waduh! GERD Itu Mematikan Nggak Sih? Simak Penjelasan dr Tirta

- 23 Juni 2024, 07:30 WIB
dr Tirta.
dr Tirta. /Instagram @dr.tirta

POTENSI BISNIS - Generasi Z, yang akrab dengan dunia maya dan tekanan sosial media, rentan mengalami gangguan kesehatan mental seperti insecure. Namun, tahukah Anda bahwa insecure ini bisa menjadi pemicu GERD?

Ya, GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease, lebih dari sekadar masalah asam lambung biasa. Mari kita kupas tuntas GERD bersama dr. Tirta, seorang dokter sekaligus influencer kesehatan yang tak segan berbagi ilmu dengan gaya blak-blakan.

Apa Itu GERD? Lebih dari Sekadar Rasa Terbakar di Dada

Baca Juga: 9 Kombinasi Warna yang Cocok agar Tampil Stylish dan Memukau

GERD adalah kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan (esofagus) secara berulang. Asam lambung yang sangat kuat ini dapat mengiritasi dinding esofagus, menyebabkan sensasi terbakar di dada (heartburn), regurgitasi asam, bahkan kesulitan menelan.

"Bayangin asam yang ada di lambung itu kalau dilempar ke muka, jadi! Dan yang bisa menahan asam lambung itu cuman dinding lambung," ujar dr. Tirta yang di kutip langsung Potensi Bisnis dari Kanal Youtube @Tirta PengPengPeng.

Pernyataan ini menggambarkan betapa kuatnya asam lambung dan betapa pentingnya menjaga kesehatan lambung.

Mengapa GERD Bisa Terjadi? Mengungkap Akar Masalahnya

GERD bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gaya hidup hingga kondisi medis tertentu. Beberapa pemicu umum GERD antara lain:

1. Stress:

Stres memicu produksi asam lambung berlebih. Saat kita stres, tubuh melepaskan hormon kortisol yang dapat meningkatkan produksi asam lambung. Selain itu, stres juga dapat memperlambat proses pencernaan dan melemahkan otot sfingter esofagus bagian bawah, yaitu otot yang berfungsi mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.

2. Pola Makan Tidak Sehat:

Makanan pedas, berlemak, asam, cokelat, minuman berkafein dan beralkohol, serta rokok dapat memperburuk GERD. Makanan pedas dan berlemak sulit dicerna dan dapat mengiritasi lambung, sementara makanan asam dan cokelat dapat memicu produksi asam lambung berlebih.

Minuman berkafein dan beralkohol dapat melemaskan otot sfingter esofagus bagian bawah, sehingga asam lambung mudah naik. Rokok juga dapat melemahkan otot sfingter esofagus bagian bawah dan meningkatkan produksi asam lambung.

Baca Juga: Menggali Lebih dalam Pesona Abadi Adidas Handball Spezial: Review Mendalam dari Talbot Rio

3. Obesitas:

Kelebihan berat badan meningkatkan tekanan pada perut, mendorong asam lambung naik. Lemak perut yang berlebih dapat menekan lambung dan mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.

4. Kehamilan:

Perubahan hormon selama kehamilan dapat melemaskan otot kerongkongan bawah, sehingga asam lambung mudah naik. Hormon progesteron yang meningkat selama kehamilan dapat melemaskan otot-otot di seluruh tubuh, termasuk otot sfingter esofagus bagian bawah.

"Stres memang, stres itu yang sangat mengganggu," kata dr. Tirta.

GERD dan Generasi Muda

Generasi Z, yang lahir di era digital, memiliki gaya hidup yang unik. Kecenderungan untuk begadang, konsumsi makanan cepat saji, dan paparan stres akibat tuntutan sosial media dapat meningkatkan risiko terkena GERD.

"Gen Z itu, karena dari awal lihatnya medsos terus, maka dia sering membandingkan dirinya dengan orang lain. Karena mereka lagi mencari jati diri, jadi sangat mungkin mereka terkena gerd karena insecure," jelas dr. Tirta.

Begadang dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, yaitu siklus alami yang mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk produksi asam lambung. Kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambung dan memperburuk gejala GERD.

Makanan cepat saji umumnya tinggi lemak, rendah serat, dan mengandung bahan-bahan yang dapat memicu GERD, seperti saus tomat, bawang bombay, dan bawang putih. Paparan stres dari sosial media dapat memicu produksi hormon kortisol, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produksi asam lambung.

Baca Juga: Ditolak Gebetan karena Kerja Serabutan, Pemuda Ini Jadi Jutawan, Alur Film Love Like The Falling Petals 2023

GERD Bukan Sekadar Gangguan Pencernaan, tapi Ancaman Serius!

GERD yang tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

- Esofagitis: Peradangan pada kerongkongan akibat paparan asam lambung yang terus-menerus dapat merusak lapisan esofagus, menyebabkan peradangan dan nyeri.

- Ulkus Esofagus: Luka terbuka pada dinding kerongkongan akibat iritasi asam lambung yang parah dapat menyebabkan ulkus atau luka pada esofagus. Ulkus esofagus dapat menyebabkan nyeri saat menelan, kesulitan menelan, dan bahkan pendarahan.

- Striktur Esofagus: Penyempitan kerongkongan akibat jaringan parut yang terbentuk dari peradangan kronis dapat menyulitkan makanan dan minuman untuk lewat, menyebabkan kesulitan menelan dan rasa penuh di dada.

- Barrett's Esophagus: Perubahan sel pada lapisan esofagus yang dapat berkembang menjadi kanker. Paparan asam lambung yang terus-menerus dapat menyebabkan perubahan pada sel-sel yang melapisi esofagus, kondisi ini disebut Barrett's Esophagus. Perubahan sel ini dapat meningkatkan risiko terkena kanker esofagus.

"Penyakit lambung itu tidak mematikan. Untuk menuju mematikan sampai lambungnya bolong itu tuh perlu proses bertahun-tahun, itu benar-benar keterlaluan gaya hidupnya kalau sampai lambung itu rusak habis karena asam lambung tuh," tegas dr. Tirta.

Mengendalikan GERD

Meskipun GERD tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, gejalanya dapat dikelola dengan baik melalui perubahan gaya hidup dan pengobatan. Beberapa langkah yang dapat Anda ambil antara lain:

- Pola Makan Sehat: Hindari makanan pemicu GERD dan makan dalam porsi kecil tapi sering. Makanlah makanan yang mudah dicerna, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Hindari makanan pedas, berlemak, asam, cokelat, dan makanan yang digoreng. Makanlah dalam porsi kecil tapi sering untuk mengurangi tekanan pada lambung.

- Menjaga Berat Badan Ideal: Jika Anda kelebihan berat badan, turunkan berat badan secara bertahap. Obesitas dapat meningkatkan tekanan pada perut dan mendorong asam lambung naik.

- Berhenti Merokok: Rokok dapat melemahkan otot kerongkongan bawah dan meningkatkan produksi asam lambung.

- Hindari Alkohol dan Kafein: Keduanya dapat mengiritasi lambung dan memicu GERD.

- Tidur dengan Kepala Lebih Tinggi: Gunakan bantal tambahan untuk mencegah asam lambung naik saat tidur.

- Kelola Stres: Cari cara untuk mengelola stres, seperti yoga, meditasi, atau olahraga teratur.

- Konsultasi Dokter: Jika gejala GERD tidak membaik dengan perubahan gaya hidup, segera konsultasikan ke dokter. Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan untuk mengurangi produksi asam lambung atau memperkuat otot sfingter esofagus bagian bawah.

Mengatasi GERD

Sebagai seorang dokter yang juga pernah mengalami GERD, dr. Tirta membagikan pengalaman pribadinya dalam mengatasi gangguan ini. Ia menerapkan pola makan teratur, menghindari makanan dan minuman pemicu, serta tidur teratur.

"Saya tuh pecinta kopi sejati, bro. Saya minum espresso less sugar ya, tapi karena saya suka itu akhirnya saya menghindari, saya menghindari rokok, saya menghindari alkohol," ungkap dr. Tirta.

Ia juga menekankan pentingnya olahraga dalam mengontrol stres, salah satu faktor utama penyebab GERD.

"Nggak lupa kita juga harus rajin berolahraga. Kenapa? Karena salah satu faktor untuk pengontrol stress itu adalah olahraga," tambahnya.

GERD adalah masalah kesehatan yang tidak boleh dianggap remeh. Gangguan ini dapat mengganggu kualitas hidup dan bahkan menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. Dengan memahami penyebab dan gejalanya, serta menerapkan gaya hidup sehat, Anda dapat mengendalikan GERD dan mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.

"GERD itu menyiksa, sangat membuat orang nyaris setengah mati, tapi tidak sampai mati," Pungkasnya.

Jangan biarkan GERD menguasai hidup Anda. Ambil langkah sekarang untuk mengatasi gangguan ini dan nikmati hidup yang lebih sehat dan berkualitas.***

Editor: Mutia Tresna Syabania


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah