Suka dengan Berita Buruk? Jangan Jangan Anda Pengidap Doomscrooling, Yuk Ketahui Gejalanya

16 November 2020, 19:09 WIB
Ilustrasi: Doomscrolling kecanduan berita buruk /Pexels/Andrea Piacquadio

 

POTENSIBISNIS – Pernahkah anda merasa harus tahu terhadap hal-hal buruk yang mungkin dapat menyebabkan rasa sakit hati jika terus menerus di cari informasinya.

Kesukaan mencari berita  buruk merupakan sebuah kebiasaan alam bawah sadar. Kebiasaan ini lah yang disebut dengan Doomscrolling.

Dalam bahasa sehari-hari kita mengenalnya dengan bahasa stalking atau dalam bahasa Indonesia artinya menguntit.

Baca Juga: TERBARU! Single Duet Perdana Sule dan Nathalia Holscer Rilis, Ini Lirik Lengkapnya

Namun, menguntit bagi pengidap doomscrolling dengan mencari berita-berita buruk dengan yang bersangkutan.

Aktivitas mencari tahu berita buruk ini akan membuat pengidap Drommscrolling akan merasa lebih baik.

Droomscrolling Sydrome

Sebagaimana dikutip PotensiBisnis.com dari Thehealthy.com Droomscrolling merupakan kecenderungan utuk menjelajahi atau menelusuri berita buruk sekalipun berita tersebut dianggap menyedihkan atau mungkin mengecilkann hati.

Baca Juga: Mahfud MD : Pemerintah Menyayangkan Pelanggaran Protokol Kesehatan di DKI Jakarta

Salah seorang pengidap sindrom ini adalah Ken Yeager, PhD, Seorang peneliti dan profesor kedokteran yang memimpin Program Stres, Trauma, dan Ketahanan Wexner Medical Center Universitas Negeri Ohio.

“Tahun ini adalah tahun yang berbeda, karna pandemi mendatangkan banyak masalah elektoral, ekonomi, dan emosi publik serta bencana alam,” kata Ken Yeager.

“Untuk itu sangat sulit untuk berpaling dari kebiasaan Droomscolling ini,” lanjut Ken Yeager menjelaskan.

Selain termasuk dalam kebiasaan yang unik, ternyata Droomscolling merupakan dampak dari kapitalisasi teknologi.

Baca Juga: Soal Rizieq Shihab Langgar Protokol Kesehatan Denda Rp 50 Juta, Kepala Satpol PP Sebut Terlalu Kecil

Jeff Gardere, PhD, seorang Profesor Asosiasi dan Direkktur  Pengobatan Perilaku di Touro College of Osteopathic Medicine, New Yorkk City mengatakan bahwa semakin sering seseorang mengklik sebuah laman, maka semakin banyak uang yang mereka hasilkan.

Kebutuhan dari pengidap Droomscolling adalah membaca dan mencari informasi, teknologi akan menyediakan itu dengan mencari keuntungan dibaliknya.

“Telepon adalah penghubung kita dengan dunia luar. Kami dibanjiri dengan berita buruk atau negatif dan itu terjadi setiap beberapa menit, ”katanya. “Rasa urgensi, kegembiraan, dan bahaya bisa menjadi sangat adiktif.” Ujar Jeff menjelaskan.

Gejala Doomscrolling diantaranya takut ketinggalan, merasa bosan,  kewaspadaan berlebihan, dan candu terhadap gawai.

Baca Juga: Perjuangan Inggris Sia-sia Setelah Kalah 2-0 dari Belgia

Mengapa kita melakukan Doomscroll?

Doomscrolling memiliki tujuan nyata dalam kehidupan orang-orang, beberapa membantu dan beberapa berbahaya.

Leela R. Magavi, MD, Psikiater dan Direktur Medis Regional Community Psychiatry, di Newport Beach, California mengatakan bahwa orang-orang memiliki alasan berbeda untuk melakukannya dan penting untuk memahami apa yang memotivasi kebiasaan mencari berita setiap orang.

Kebiasaan doomscrolling ini akan sangat membantu untuk orang yang sedang membutuhkan informasi untuk menilai seseorang lebih dalam.

Namun cukup membahayakan untuk orang yang sudah sangat kecanduan dengan kebiasaan ini. Sisi jeleknya, sulit untuk memandang positif sesuatu yang aada dihadapannya.***

Editor: Rahman Agussalim

Sumber: The Healthy

Tags

Terkini

Terpopuler