Kenali Kesehatan Mental, Berikut Tanda Psikologis Anda Sedang Tidak Baik-baik Saja

27 November 2023, 12:27 WIB
Kenali Kesehatan Mental, Berikut Tanda Psikologis Anda Sedang Tidak Baik-baik Saja /freepik.com - @rawpixel.com/

POTENSI BISNIS - Kesehatan mental atau mental health perlu diperhatikan mengingat beberapa kasus self harm atau menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri merebak akhir-akhir ini.

Melansir dari laman Assosiation Psychiatric of America (APA), 50% penyakit mental dapat timbul sejak usia 14 tahun dan 3/4nya muncul saat usia 24 tahun.

Penyakit mental seperti schizophrenia, bipolar tidak muncul secara mendadak atau tiba-tiba.

Baca Juga: Cinta Tanpa Karena 27 November 2023: Parah! Ghani Culik Sava, Baskara-Nuna Langsung Lapor Polisi

Keluarga, teman, guru, atau individu sendiri mulai merasakan perubahan kecil atau merasakan ada yang tidak beres pada pikiran, perasaan bahkan perilaku sebelum penyakit mental menjadi parah.

Kita perlu memahami beberapa gejala atau tanda mental kita sedang tidak baik-baik saja agar dapat mencegah timbulnya penyakit mental sehingga hidup kita menjadi lebih baik dan berkualitas.

Beberapa gejala berikut menandakan bahwa mental Anda sedang tidak baik saja :

1. Perubahan pada pola tidur dan nafsu makan

Perubahan pola tidur dan nafsu makan secara drastis diikuti dengan penurunan perawatan diri merupakan gejala awal kondisi mental sedang tidak baik-baik saja.

2. Perubahan suasana hati

Perubahan suasana hati, pergeseran emosi, merasa tertekan dan menjadi sensitif serta mudah tersinggung merupakan gejala berikutnya.

Baca Juga: Ikatan Cinta, 27 November 2023: Begini Nasib Reyna Asli, Ternyata Sudah Tidak di RS melainkan Tinggal Disini

3. Pemikiran mulai terganggu dan merasa kesulitan konsentrasi

Pemikiran mulai terganggu, sulit konsentrasi sulit mengungkapkan kalimat-kalimat logis sehingga orang lain bicara merasa kesulitan memahami apa yang diungkapkan.

4. Peningkatan sensitivitas

Peningkatan sensitivitas meliputi sensitivitas terhadap pemandangan sekitar, bau, suara maupun sentuhan. Sehingga menghindari hal-hal tersebut secara berlebihan.

5. Apatis atau hilangnya keinginan untuk beraktifitas

Apatis atau hilangnya keinginan untuk beraktifitas apapun merupakan tanda bahwa mental juga sedang membutuhkan perhatian.

6. Merasa terputus

Merasa terputus atau terasing dari dunia sekitar kemudian merasa diri tidak nyata.

7. Pemikiran tidak logis

Pemikiran tidak logis sehingga menimbulkan keyakinan tidak biasa, berlebihan memandang kekuatan pribadi untuk memahami makna atau mempengaruhi peristiwa. Pemikiran tidak logis atau ajaib ini biasa muncul pada anak-anak maupun orang dewasa.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 27 November 2023: Mama Rosa dan Papa Surya Bersyukur, Elsa-Devan Batal Bercerai hingga..

8. Perasaan gugup yang kuat

Perasaan gugup normal muncul pada setiap orang, akan tetapi bila perasaan gugup tersebut kuat kemudian merasa curiga terhadap orang lain, maka hal tersebut menjadi perlu diwaspadai.

9. Perubahan kehadiran secara signifikan

Perubahan intensitas kehadiran secara signifikan baik di lingkungan pendidikan atau lingkungan kerja sehingga kinerja memburuk. Selanjutnya mengalami kesulitan dalam membina hubungan dengan teman sebaya atau rekan kerja.

Anthony T.Ng selaku direktur medis dan pelayanan masyarakat di Acadia Hospital Amerika menyatakan bahwa satu atau dua gejala tersebut tidak dapat memprediksi penyakit mental, tetapi bisa menunjukkan perlunya evaluasi lebih lanjut.

Apabila seseorang mengalami beberapa gejala sekaligus maka akan menimbulkan masalah serius dalam belajar, bekerja, atau dalam berinteraksi dengan orang lain.

Orang yang memiliki pikiran atau niat untuk bunuh diri atau pikiran untuk menyakiti orang lain memerlukan perhatian dan tindak lanjut segera.

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan antara lain :

1. Mengambil Tindakan dan mendapatkan bantuan

Penelitian lebih dari satu dekade menunjukkan bahwa intervensi dini dapat meminimalkan atau menunda gejala, mencegah rawat inap.

Sebagaimana penyakit medis lainnya, intervensi dini dapat mencegah penyakit menjadi lebih parah.

2. Memotivasi diri untuk mendapatkan bantuan oleh profesional

3. Mempelajari tentang penyakit mental termasuk tanda dan gejalanya

4. Mendapatkan konseling suportif kehidupan sehari-hari dan strategi manajemen stress

5. Menghilangkan stigma bahwa merasa mental kurang sehat bukanlah aib sehingga menjadi hambatan besar dalam memperoleh bantuan

6. Meminta bantuan orang terdekat untuk memantau cara berinteraksi

Keluarga merupakan mitra penting dan harus dilibatkan bila memungkinkan dalam menjaga Kesehatan mental.

Mempelajari penyakit mental dan apa yang terjadi pada otak kita akan membantu individu dan keluarga memahami pentingnya gejala, bagaimana suatu penyakit dapat berkembang dan apa yang dilakukan untuk membantu memberikan solusi. Salam sehat.***

Editor: Sihab Ulumudin

Sumber: APA

Tags

Terkini

Terpopuler