POTENSI BISNIS - Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa mengonsumsi segelas teh setiap hari dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2 sebanyak 28 persen.
Selain itu, minum teh juga diyakini dapat mengurangi risiko prediabetes sebesar 15 persen.
Minuman hangat ini dianggap memiliki kemampuan untuk meningkatkan ekskresi glukosa dalam urine, meningkatkan resistensi insulin, dan dengan demikian mengendalikan kadar gula darah.
Baca Juga: Gawat! Ghani Minta Makam Istrinya Dibongkar, Rencana Nuna-Baskara Auto Gagal di Cinta Tanpa Karena
Namun, ada kelemahan dalam studi yang dilakukan di Tiongkok ini, yaitu sebagian besar orang yang menjadi subjek penelitian mengonsumsi "teh hitam" yang lebih sehat daripada teh hitam yang biasanya kita minum yang memiliki tambahan gula.
Namun, tim peneliti meyakini bahwa manfaat serupa mungkin juga berlaku untuk kedua jenis teh tersebut.
"Temuan kami mengisyaratkan efek perlindungan dari kebiasaan minum teh terhadap pengelolaan gula darah," ujar Profesor Tongzhi Wu dari Universitas Adelaide seperti dikutip potensibisnis.pikiran-rakyat.com dari PMJ News pada Sabtu, 7 Oktober 2023.
Dia juga menambahkan bahwa manfaat besar dari minum teh terhadap kesehatan meliputi penurunan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2, yang telah terungkap dalam beberapa penelitian sebelumnya.
"Telah dilaporkan dalam beberapa penelitian selama beberapa tahun terakhir, namun mekanisme yang mendasari manfaat ini masih belum jelas," ujarnya.
"Temuan kami mengisyaratkan efek perlindungan dari kebiasaan minum teh terhadap pengelolaan gula darah melalui peningkatan ekskresi glukosa dalam urin, peningkatan resistensi insulin sehingga kontrol gula darah lebih baik. Manfaat ini paling terasa di antara peminum teh hitam setiap hari." tambahnya.
Baca Juga: Penghasil Saldo Dana Langsung Cair, Aplikasi Penghasil Uang Rp600 Ribu Oktober 2023
Namun, meskipun manfaat-minfaat ini sudah diketahui dari beberapa penelitian sebelumnya, mekanisme yang mendasari manfaat tersebut masih belum sepenuhnya dipahami.
Temuan ini disampaikan dalam pertemuan tahunan Asosiasi Eropa untuk Studi Diabetes di Hamburg, Jerman.***