Setibanya Ammar di kantor Nino, ia langsung disambut oleh Ketrin.
Ketrin meminta maaf karena ia sempat telat merespon permintaan Ammar untuk segera menggelar meeting dengan Nino.
Ammar menjawab kalau urusan itu tidak jadi masalah. Ammar tidak merasa terganggu dengan telatnya respon yang diberikan Ketrin.
Ketrin pun meminta maaf lagi karena kali ini suasana meeting kemungkinan agak sedikit terganggu di mana di ruangan Nino ada Keisya.
Ammar lagi-lagi dengan santai tidak mempermasalahkan hal itu. Bagi Ammar, seorang ayah yang dekat dengan anaknya merupakan suatu keharusan.
Pengalaman berharga yang tidak didapat Ammar semasa kecilnya karena Ammar ditinggal pergi ayahnya yang memilih tinggal dengan istri mudanya.
Lantas bagaimana kisah selanjutnya. Mungkinkah Ammar akan lebih intens bertemu dengan Ketrin sehingga chemistry di antara keduanya bisa terjalin.
Adiknya Angga itu kemungkinan akan lebih sering bertemu dengan Ammar. Dari sana, benih-benih cinta mulai tumbuh.
Komunikasi Ammar dan Ketrin tampak cukup lancar. Sorot mata Ammar sepertinya membuat Ketrin berpikiran lain.
Ketrin berada dalam sebuah dilema. Ia kini tertambat oleh Ammar di satu sisi, dan di sisi lain masih menyimpan rasa kepada Rendy.