Pakar Mata Uang Sebut Rupiah Makin Melemah Usai Terbit Rilis Data Inflasi PCE Amerika Serikat

- 30 Juni 2023, 21:00 WIB
Ilustrasi - Nilai tukar rupiah melemah.
Ilustrasi - Nilai tukar rupiah melemah. /ANTARA/Puspa Perwitasari

POTENSI BISNIS - Lukman Leong, seorang analis pasar mata uang, menyatakan bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar AS telah dipengaruhi oleh rilis data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) AS yang diperkirakan akan tetap tinggi.

"Diperkirakan bahwa PCE inti bulan ke bulan (MoM) akan naik sebesar 0,3 persen, sedangkan year on year (YoY) tetap berada pada level 4,7 persen," ujar Lukman kepada Antara di Jakarta pada hari Jumat sebagaimana dikutip PotensiBisnis.com.

Baca Juga: Tak Dihadiri Jokowi, Kongres Komite Olimpiade Indonesia 2023 Dibuka Menpora

Selain itu, kekuatan dolar AS juga dipicu oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS dengan tenor dua tahun dan sepuluh tahun yang mencapai level tertinggi sejak 10 Maret 2023. Selain itu, indeks dolar juga mencapai level tertinggi dalam kurun waktu lebih dari dua minggu terakhir.

"Penyebab utama yang mendorong dolar AS mencapai level tertinggi sejak 10 Maret adalah prospek kenaikan suku bunga oleh The Fed setelah pernyataan hawkish yang disampaikan oleh Ketua Dewan Gubernur Bank Sentral AS Federal Reserve (Fed), Jerome Powell, serta data ekonomi AS yang menunjukkan kekuatan, dan inflasi yang tetap tinggi dalam periode terakhir ini," jelas Lukman.

Lukman juga menyatakan bahwa saat ini The Fed tampaknya akan terus menerapkan sikap hawkish hingga akhir tahun.

Penguatan dolar AS juga dipengaruhi oleh data klaim pengangguran AS yang lebih baik dari perkiraan sebelumnya, serta revisi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I/2023 AS, yang semula 1,3 persen menjadi 2,0 persen, menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS yang lebih kuat.

Halaman:

Editor: Rahman Agussalim

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x