POTENSIBISNIS - Tekanan terhadap APBN dapat dilihat dari realisasi defisit yang hingga Oktober 2020 telah mencapai Rp 764,9 triliun atau 4,67 persen dari target dalam Perpres 72/2020 Rp 1.039 triliun atau 6,34 persen dari PDB.
Defisit 4,67 persen disebabkan realisasi penerimaan negara yang hanya sebesar Rp 1.276,9 triliun dan lebih rendah dibandingkan realisasi belanja yang telah mencapai Rp 2.041,8 triliun.
Untuk mengurangi tekanan tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati meminta Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) untuk terus mengoptimalkan berbagai aset negara.
Baca Juga: Cara Mudah Daftar BLT Subsidi Gaji Ketenagakerjaan dengan Cepat
“Lembaga manajemen aset yang merupakan BLU (Badan Layanan Umum) di bawah Kementerian Keuangan merupakan lembaga yang memiliki dedikasi untuk mengelola aset negara,” kata Sri Mulyani dalam acara Grand Final The Asset Manager 2020 di Jakarta, Selasa, 24 November 2020 seperti dikutip PotensiBisnis.com dari Antara.
Sri Mulyani menegaskan, hal itu harus dilakukan karena dalam mengatasi dampak pandemi APBN bekerja sangat keras meski terkena tekanan.
Sementara itu, kata Sri Mulyani, pengoptimalan fungsi aset negara oleh LMAN akan berimplikasi pada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang otomatis mendukung APBN sebagai instrumen countercyclical terhadap krisis pandemi.
Baca Juga: Hari ini 24 November 2020 Harga Emas Antam Anjlok, Hingga Buyback Rp17.000
Sri Mulyani menyebutkan, jika aset negara lebih produktif dan menambah penerimaan pada APBN, maka akan berimplikasi pada bergeraknya perekonomian dan pemberian bantuan kepada masyarakat juga lebih banyak.