Baca Juga: Produk UMKM Anda Tidak Laku ? Coba Lakukan Strategi Pemasaran ini
Tahun 2019 nilainya mengalami kenaikan mencapai $21 juta atau setara dengan Rp 291,98 triliun. Sementara di tahun 2025 nilainya diprediksi mencapai $82 juta (Rp 1.140,11 triliun).
Kontributor kedua di isi oleh travel online, dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 17 persen (2015-2025), dari $5 juta menjadi $25 juta.
Posisi ketiga diraih oleh transportasi online, pertumbuhannya mencapai 34 persen (2015-2025), dari $0,9 juta dolar menjadi $18 juta dolar AS.
"Kini, Indonesia memasuki masa crossover dari offline ke online. Pergeseran aktivitas belanja, pemesanan tiket transportasi dan hotel sudah menjadi gaya hidup," ujar Dimitri.
Pergeseran paling tinggi dari belanja offline ke online terjadi pada pembelian tiket pesawat, tiket kereta api, hotel, dan tiket konser, penjualannya secara online mencapai lebih dari 80 persen. Disusul oleh transaksi pulsa, tiket bioskop, dan tiket wisata.
Kemudian, penggunaan e-money juga semakin meluas. Hasil survey Sharing Vision di tahun 2019 kepada 1.010 responden, mayoritas pengguna e-money memilih Gopay dan OVO.
Dimitri mengucapkan, cepatnya pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tidak terlepas dari meluasnya koneksi jaringan 4G yang mencapai hampir 100 persen wilayah Indonesia.***