Adapun peminat terhadap layanan ini berasal dari bidang usaha yang bervariasi, mulai dari makanan, minuman, kerajinan dan industri kecil lainnya.
Detty berharap, layanan desain kemasan dan cetak kemasan ini memberikan manfaat terhadap para industri kecil untuk bersaing di pasaran.
"Jadi mereka bisa bersaing, yang namanya IKM mereka bersaing di pasaran. Karena banyak produk makanan yang bermunculan di tengah Covid-19, orang-orang pada berinovasi. Dengan kemasan yang kita berikan mereka lebih mampu untuk mendapatkan pendapatan lebih banyak, dengan difasilitasi cetak kemasan dan desain kemasan," ujar dia.
Untuk diketahui, di UPTD IPOK Disperindag Jabar sendiri memiliki dua layanan, yang pertama layanan mesin, sewa tanah dan bangunan, itu akan menghasilkan retribusi.
Dengan layanan ini para IKM bisa mendapatkan mesin yang mereka butuhkan jauh dengan harga di pasaran.
Yang kedua, adalah layanan desain kemasan dan cetak kemasan. Layanan ini gratis untuk menghasilkan daya saing para pelaku industri kecil di pasaran. Selain memberikan layanan di Rumah Kemasan, pihaknya juga rutin menggelar acara pelatihan di kabupaten/kota.
Oktober lalu misalnya, acara Pelatihan Pengemasan (DBHCHT) untuk kelompok petani tembakau yang berada di wilayah Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran. Kegiatan ini dihadiri oleh 60 pelaku usaha tembakau.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan peluang UMKM kuliner untuk terus tumbuh ini tidak lepas dari gaya hidup masyarakat di tengah wabah virus Covid-19 yang cenderung berbelanja makanan secara daring.
Menurut Atalia, dalam kondisi apapun masyarakat membutuhkan makan sehingga industri kuliner tidak akan pernah mati.***pikiran-rakyat.com/Novianti Nurulliah