POTENSI BISNIS - Peluang usaha yang menjajikan di tengah situasi pandemi Covid-19 yang saat ini belum reda, dan bisa dibilang gampang-gampang susah.
Seandainya, Anda berkumpul dengan para pengusaha yang memiliki insting, maupun pengembangan ide-ide usaha maka akan turut muncul ide.
Sehingga dengan berkumpul bersama para pebisnis akan secara tidak langsung akan terbimbing dan terarahkan pada satu tujuan.
Tentunya, tujuan tersebut akan dapat memunculkan potensi bisnis Anda agar bisa mandiri dalam pengembangan kedepannya.
Satu di antara contohnya, saat bertemu dengan Media dan Marketing Elima, Rudi Nefid.
Ia memaparkan, bagaiman membuat perencaan konsep bisnis budi daya lebah madu, yang menjadi satu di antara peluang usaha dapat dilakukan daat pandemi Covid-19 ini.
Baca Juga: Umat Islam Berhasil Taklukan Suriah pada Rajab, Berikut Peristiwa Penting yang Perlu Diketahui
Bahkan, Rudi Nefid menjelaskan untuk budidaya lebah madu bisa diitegrasikan dengan kebun tanama kaliandra, sebagai pakan lebag yang berbunga sepanjang tahunnya.
Jadi setiap tanaman kaliandra berbunga, akan banyak lebah madu yang dimungkinkan untuk dipanen.
Kemudian, setelah tanaman kaliandra berbung, panen madu dari lebah dapat dilukan setiap bulan melalui penangkaran kotak kayu sebagai sarang lebah.
Baca Juga: Jangan Lewatkan, Nonton Ikatan Cinta 14 Februari Tayang Sesaat Lagi Live Streaming RCTI Gratis!
Madu Kaliandra
Sedangkan, untuk saat ini madu lebah diproduksi di tempat Eliman, ialah yang bersumber dari hasil panen warga binaan di Pati, Magelang dan juga ada dari wilayah Kalimantan.
"Madu ada dari pohon mahoni, kaliandra. Pada dasarnya lebah madu akan menyerap saripati dari berbagai tumbuhan yang ada di sekitarnya".
"Jadi, jika di sekitar sarang adalah pohon kaliandra, maka madunya kita sebut madu kaliandra."
"Saat ini kita memanfaatkan madu dari daeerah Magelang, Pati, ada juga ke Belitung," kata Rudi, seperti dikabarkan sebelumnya.
Untuk satu slot atau kandang lebah beserta satu ratu akan menghasilkan madu sekitar 4 kilogram dalam sekali panen.
Dan intensitas panen madu bisa empat kali dalam dua bulan. Untuk bisnis sarang lebah ini sangat menguntungkan.
Selama ratunya tetap berada di kandang maka, produksi madu akan terus menerus ada.
Jika diternak di tengah lingkungan masyarakat, madu hasil panen panen bisa menjadi sumber penghasilan tersendiri.
"Seperti di Magelang, warga yang sudah dibina, hasil panen madunya itu kami yang membelinya langsung. Sehingga masyarakat tidak perlu lagi mencari pasarnya lagi," jelasnya.
Soal harga beli dari warga, Rudi akan selalu menempatkan yang tertinggi di banding lainnya.
"Misal, madu kaliandra yang di Jateng biasa jual Rp 80 ribu, nah oleh kita pasti harga di atasnya, bisa Rp 90 ribu," katanya.
Baca Juga: Din Syamsuddin Dituding Radikal, Menag Gus Yaqut: Jangan Gegabah, Kritis Beda dengan Radikal
Apakah Usaha Madu akan Rugi?
Rudi menjelaskan, selama ada bunga maka lebah akan terus memroduksi madu. Namun, warga akan mengeluarkan modal lebih, jika sedang tidak musim bunga.
Maka lebah-lebah tadi, harus diberi makanan berupa gula-gula. Namun, untuk hasil madu yang lebahnya diberi makan gula, tidak bisa masuk standar dari produk Eliman.
"Kalau tidak ada bunga, maka lebahnya dikasih makan gula. Nah di sana peternah mengeluarkan modal berlebihnya. Tapi, madu yang lebahnya diberi makan gula, dipastikan tidak akan dipakai Eliman tempat kami," jelasnya lagi.
Usaha ternak lebah madu ini ternyata sangat diminati Rektor Institut Agama Islam Nasional (IAI-N) Laa Roiba, Yanti Hasbian Setiawati, M.Pd.
Yanti Hasbian berencana mengajak mahasiswa dan dosennya mulai membuka bisnis lebah madu.
Di mana hasilnya nanti, bisa menjadi potensi bisnis bagi mahasiswi dan dosennya.
"Kita rencana memanfaatkan lahan yang ada dengan buat kotak-kotak sarang lebah madu. Jika serius dan ditekuni, pasti ada hasil dan memiliki sumber penghasilan yang lumayan di tengah Pandemi Covid-19. Apalagi madu kaliandra merupakan obat juga," jelas Yanti Hasbian saingkat.***