Update Tragedi BRI Liga 1 Kanjuruhan: Korban Meninggal Dunia Dilaporkan Kembali Bertambah Jadi 182 Orang

- 2 Oktober 2022, 14:04 WIB
Korban meninggal dunia akibat tragedi kerusuhan di Stadion saat gelaran BRI Liga 1 dilaporkan terus bertambah hingga 182 meninggal dunia.
Korban meninggal dunia akibat tragedi kerusuhan di Stadion saat gelaran BRI Liga 1 dilaporkan terus bertambah hingga 182 meninggal dunia. /Pixabay/soumen82hazra/

POTENSI BISNIS - Korban meninggal dunia akibat tragedi kerusuhan di Stadion saat gelaran BRI Liga 1 dilaporkan terus bertambah.

Setelah sebelumnya Polisi mengonfirmasi 129 orang kehilangan nyawa, angka tersebut kembali mengalami penambahan.

Komunitas Peduli Malang kemudian melaporkan, angka korban tewas akibat kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya itu awalnya bertambah menjadi 137 orang.

Baca Juga: Ingin Terhindar dari Penyakit? Coba Biasakan Perut Merasa Lapar, Dokter Zaidul Akbar Beri Penjelasan

Setelah itu, Komunitas Peduli Malang kembali melaporkan tambahan jumlah orang yang meninggal dunia menjadi 153 orang.

Terakhir, dari pantauan tim potensibisnis.com dari akun twitter @AremaFC dari data terkumpul korban jiwa mencapai 182 orang.

Korban tersebut kemungkinan akan terus bertambah selagi banyak korban yang masih mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Tim Arema FC juga menyampaikan kalau mereka akan terus membantu proses dari rekapitulasi korban.

"Data terkumpul korban jiwa mencapai 182 orang. Kami masih terus membantu proses rekapitulasi dan verifikasi terutama korban tanpa identitas yang jumlahnya terus bertambah," tulis @AremaFC dalam postingannya yang dikutip potensibisnis.com pada 02 Oktober 2022 siang.

Korban meninggal dunia akibat tragedi kerusuhan di Stadion saat gelaran BRI Liga 1 dilaporkan terus bertambah hingga 182 meninggal dunia.
Korban meninggal dunia akibat tragedi kerusuhan di Stadion saat gelaran BRI Liga 1 dilaporkan terus bertambah hingga 182 meninggal dunia.

Selain itu, Komunitas Peduli Malang menuturkan situasi di stadion setelah laga BRI Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya tersebut berakhir.

"Stadion dalam kondisi padat berdesakan, sedangkan stadion Kanjuruhan itu ada tribun berdiri," ucap Komunitas Peduli Malang.

Baca Juga: Tes Psikologi: Bentuk Telapak Tangan akan Ungkap Karakter Kepribadian dan Nasib Hidup Anda Sebenarnya

"Jadi karena ada tembakan gas air mata yang mengarah ke penonton membuat penonton berhamburan keluar dan berdesak-desakan hingga terjatuh dan terinjak yang membuat banyak korban berjatuhan," tuturnya menambahkan.

Komunitas Peduli Malang juga menuturkan bahwa tembakan gas air mata yang dilakukan aparat justru membuat situasi semakin runyam.

"Biasanya yang turun dalmas Polri dan TNI, ditambah unit K9 udah bisa pukul mundur supporter," ujarnya.

"Kalau dihajar gas air mata di tribun, apalagi penuh orang, ya selesai," kata Komunitas Peduli Malang menambahkan, dikutip potensibisnis.com dari akun Instagram @aslimalang.official.

Sebelumnya, Pertandingan BRI Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya tercoreng oleh aksi kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Pertandingan yang dimenangkan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 tersebut berlangsung pada Sabtu, 1 Oktober 2022 malam.

Kericuhan bermula saat ribuan suporter Arema FC, Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah.

Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polri, barracuda.

Baca Juga: Terkait Tragedi Kanjuruhan, Jokowi Instruksikan Kapolri untuk Investigasi dan Usut Tuntas Kasus Tersebut

Sementara itu, beberapa pemain Arema FC yang masih di lapangan langsung diserbu suporter yang merasa kecewa.

Kerusuhan tersebut semakin membesar karena sejumlah flare dan benda-benda lainnya dilemparkan Aremania.

Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Ada kobaran api pada sejumlah titik di dalam stadion tersebut, terlihat juga dua unit mobil polisi yang salah satunya adalah mobil K9 dibakar.

Sementara satu mobil lainnya rusak parah dengan kaca pecah dan dalam posisi miring di bagian selatan tribun VIP.

Dengan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC tersebut, petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan.

Baca Juga: PSSI Larang Arema FC Menjadi Tuan Rumah Sepanjang BRI Liga 1 2022-2023

Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas, hingga menimbulkan kepanikan di area stadion.

Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut pun tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.

Para suporter banyak yang mengeluh sesak nafas terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion dengan panik, hingga akhirnya berhamburan.

Hingga Minggu, 2 Oktober 2022 dini hari, kurang lebih pukul 00.23 WIB, kondisi di luar stadion terlihat truk yang mengangkut suporter hilir mudik untuk mereka yang membutuhkan perawatan.***

Editor: M Zam Zam

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x