POTENSI BISNIS - Manchester United (MU) saat ini tengah mengalami masa-masa sulit pada awal musim 2023/2024.
Performa yang jauh dari harapan telah memicu berbagai tanyaan dan kritik dari para penggemar dan analis sepak bola.
Baca Juga: Ikatan Cinta 20 September 2023: Alih-alih Lenyapkan Reyna, Arumi Ngamuk Saat Tahu Aksi Juno Ambyar
Salah satu yang menyuarakan pandangannya adalah pelatih rival sekota, Josep Guardiola, yang dengan nada nyinyir menjawab pertanyaan tentang krisis yang sedang dialami oleh MU.
Guardiola menjalani konferensi pers sebelum pertandingan pekan pertama Grup G Liga Champions 2023/2024 yang akan mempertemukan Manchester City dengan Red Star Belgrade di Etihad Stadium pada Rabu 20 September 2023, dini hari waktu Indonesia Barat.
Saat itulah, Guardiola dengan senyum di wajahnya memaparkan perjalanan gemilang timnya di Liga Inggris.
Man City telah memulai musim ini dengan gaya yang mengesankan, meraih kemenangan demi kemenangan.
Guardiola juga tak lupa menyebutkan performa apik yang ditunjukkan oleh Liverpool dan Arsenal, yang masing-masing telah memenangkan empat pertandingan dan hanya bermain imbang sekali, sementara Tottenham Hotspur juga tampil solid.
"Semua orang harus menemukan sesuatu di dalam diri mereka agar ingin menjadi lebih baik. Setiap pemain harus melampaui batas mereka dan merasa jika tidak, maka akan sulit," ujar Guardiola, seperti yang dikutip oleh Mirror pada Selasa, 19 September 2023.
"Kami akan menghadapi masa-masa sulit di musim ini, tetapi untuk memulai musim dengan cara seperti ini dan beberapa tim kini mengambil jarak dengan tim lainnya," tambahnya dengan penuh keyakinan.
"Namun, seberapa kuat Arsenal? Saya melihat kemenangan mereka di Goodison Park, mereka luar biasa. Liverpool juga, mentalitas mereka terus terjaga," tutur juru taktik asal Spanyol itu dengan penuh hormat terhadap rival-rivalnya.
Setelah membahas tim-tim yang sedang berjaya di awal musim, Guardiola akhirnya ditanya tentang situasi MU.
Tim yang dijuluki "Setan Merah" ini, tidak seperti tim-tim besar lainnya, sedang mengalami pasang surut yang sangat mencolok di awal musim ini.
Guardiola untuk sejenak terdiam, lalu dia tertawa.
Namun, tertawanya itu tidak bermaksud merendahkan MU, melainkan sebagai reaksi spontan terhadap kenyataan bahwa rival sekotanya tengah berjuang keras.
"Mereka (MU) tidak memulai musim seperti yang mereka harapkan, mirip dengan Chelsea. Tetapi, mereka tetap Man United, mereka tetap Chelsea, mereka akan menemukan ritmenya," ungkap Guardiola dengan penuh pengertian.
Manchester United dan Chelsea, dua kekuatan besar dalam sepak bola Inggris, saat ini terlihat sedang terpuruk.
Mereka mengalami berbagai masalah internal yang memengaruhi performa tim. Cedera pemain, kasus kontroversial seperti yang melibatkan Antony, dan ketidakdisiplinan Jadon Sancho adalah sebagian dari berbagai masalah yang harus dihadapi oleh MU pada awal musim ini.
Baca Juga: Diduga 'Disemprot' Adik Putri Anne, Arya Saloka: Diam Saja!
Semua ini telah membuat tim berjuluk "Setan Merah" kesulitan tampil apik sejak pekan pertama kompetisi dimulai.
Rentetan masalah ini mempengaruhi hasil pertandingan mereka, dengan MU hanya meraih dua kemenangan dan menelan tiga kekalahan dalam lima pertandingan awal musim.
Akibatnya, mereka terdampar di peringkat 13 dalam klasemen sementara.
Chelsea juga tidak jauhing dari nasib buruk yang dialami oleh MU. Mereka bahkan lebih buruk dengan berada di peringkat 14.
Chelsea hanya mampu meraih satu kemenangan, dua hasil imbang, dan dua kekalahan pada awal musim ini.
Yang menarik, kedua tim ini seharusnya tidak berada di posisi tersebut, mengingat kedua tim ini memiliki skuat termahal di dunia sepak bola saat ini.
Melihat data dari akun Instagram @espnfc, nilai skuat MU mencapai 1,15 miliar euro atau sekitar Rp18,9 triliun, sedangkan nilai skuat Chelsea mencapai 1,13 miliar euro atau sekitar Rp18,5 triliun.
Ini adalah angka-angka yang melebihi akal sehat dan membuat banyak orang bertanya-tanya mengapa kedua tim ini belum bisa memanfaatkan potensi mereka dengan baik.
Tidak dapat dipungkiri bahwa MU dan Chelsea telah menginvestasikan banyak uang dalam membangun skuat mereka.
Namun, sejauh ini, investasi itu belum memberikan hasil yang diharapkan. Ini juga menciptakan tekanan besar pada para manajer dan pemain, yang harus tampil lebih baik untuk memperbaiki posisi tim mereka di klasemen.***