POTENSIBISNIS - Najwa Shihab mewawancarai Bintang Keadilan, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang menjadi salah satu korban kekerasan aparat kepolisian saat demo Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Dalam wawancara tersebut, Bintang Keadilan menceritakan kekerasan yang dialaminya saat mengikuti demo Omnibus Law UU Cipta Kerja. Wawancara tersebut berlangsung dalam acara Mata Najwa pada hari Rabu, 4 November 2020.
Selain Bintang Keadilan, sang ayah juga ikut mendampingi dan bergabung dalam wawancara tersebut melalui.
Baca Juga: Gunung Merapi Berstatus Level Siaga, BPPTKG: Aktivitas Vulkanik Terus Meningkat
Najwa Shihab mengawali perbincangannya dengan menanyakan kabar Bintang Keadilan, yang kemudian langsung ditanggapi oleh Bintang.
"Sekarang alhamdulillah udah sehat, sudah bisa beraktivitas seperti biasa," kata Bintang Keadilan, sebagaimana dikutip dari video yang diunggah Youtube Najwa Shihab pertanggal 5 November 2020.
Kemudian Bintang Keadilan menuturkan luka-luka yang ia terima akibat dari peristiwa yang dialaminya tersebut.
"Luka-lukanya ada di kepala lima sobekan, pelipis 1, di bagian tangan juga ada, terus di telapak kaki ada sobekan, memar-memar ada di punggung, di tangan, dan pelipis juga ada," ujarnya.
Baca Juga: Bagaimana Cara Dapatkan Handphone dan Laptop Gratis dari Pemprov Jabar? Simak Penjelasan Berikut
Bintang kemudian menjelaskan kronologi tersebut bermula ketika ia tengah membantu teman-teman yang terkena gas air mata. Pada saat itu, ia pun tengah luka-luka dan kemudian di rawat juga di posko medis.
"Pada saat itu, saya juga kena mbak Nana, dan saya yang dibawa ke posko medis sehingga pada waktu itu saya diobati dan telinga saya mendengung," ungkapnya.
Kemudian Bintang menceritakan, dirinya beserta kawan-kawan disuruh untuk keluar dan akhirnya peristiwa tersebut pun terjadi.
"Ada aparat kepolisian, pada saat itu mereka tidak memakai seragam, tapi pake kaos polos saya masih ingat, mereka kemudian masuk terus nyuruh kami keluar. Baru saja sampai depan pintu kami langsung dipukuli pake pipa besi, diditendangin," ujar Bintang Keadilan.
Baca Juga: UPDATE: Jumlah Kasus Positif Corona Virus Indonesia 425.796 Orang per 5 November 2020
Pada saat awal kejadian tersebut, Bintang Keadilan sempat memprotes. Ia menuturkan, dirinya sempat membela diri, namun dihiraukan oleh pihak kepolisian tersebut.
"Saya sempat membela diri, kalau saya disana kena gas air mata, saya sedang diobati, namun polisi menghiraukan pada saat itu," sambungnya.
Bintang Keadilan juga menuturkan, dirinya dan teman-teman yang lain disuruh untuk berjalan. Ia menuturkan bahwa sepanjang perjalanan menuju Gedung Grahadi ia dan kawan-kawan disuruh jalan jongkok dan juga dipukul.
"Iya mbak, jalan jongkok, sambil guling-guling dan dipukuli mbak." ungkapnya.
Baca Juga: Tanggapi UU ITE Dalam Acara ILC Kemarin, Said Didu: Ketakutannya Sudah Masuk ke Desa-Desa
Sementara itu Ayah Bintang, Kapur langsung mencari tahu keberadaan bintang selepas ia mengetahui adanya kericuhan pada aksi demo Omnibus Law UU Cipta Kerja tersebut. Pada malam hari, ia baru mengetahui kalau Bintang dinyatakan hilang.
"Sampai sore, saya dengar ada kericuhan waktu itu, hingga jam 9 malam saya kroscek ke Polres, saya telpon Bintang tidak ada yang angkat, saya telpon teman-temannya ga ada yang kasih tau. akhirnya dinyatakan kalau Bintang itu hilang," ujar Kapur.
Kemudian, Kapur langsung mengkroscek Polrestabes untuk mencari Bintang, Ia mengungkapkan bahwa disana juga sudah banyak orangtua yang mencari anaknya pula.***