Gunung Merapi Berstatus Level Siaga, BPPTKG: Aktivitas Vulkanik Terus Meningkat

- 5 November 2020, 22:49 WIB
Fenomena aneh Gunung Merapi
Fenomena aneh Gunung Merapi /twitter.com/magetanbanget


POTENSIBISNIS - Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, tengah melakukan kesiapsiagaan antisipasi kemungkinan Gunung Merapi meletus.

Seperti diketahui, Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi dari waspada menjadi siaga atau Level 3.

Kepala BPPTKG meminta warga untuk tetap waspada dengan peningkatan aktivitas bulkanik Gunung Merapi.

Baca Juga: Siaran Langsung SCTV AC Milan vs Lille Liga Eropa: Berikut Prediksi Susunan Pemain Dini Hari Nanti

"Saat ini status Gunung Merapi ditingkatkan dari waspada ke siaga berlaku mulai tanggal 5 November 2020 pukul 12.00 WIB," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan tertulis.

Ia menjelaskan status Gunung Merapi ditingkatkan menjadi siaga karena berdasarkan hasil pemantauan disimpulkan bahwa aktivitas vulkanil saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan warga.

Berdasarkan hasil pemantauan aktivitas vulkanik, lanjutnya, kegempaan internal (VA), gempa vulkanik dangkal (VB), dan gempa fase banyak (MP) mulai meningkat setelah letusan eksplosif pada 21 Juni 2020.

Baca Juga: BLT Tahap 2 Subsidi Upah Segera Cair Pekan Ini, Berikut Cara Cek Data Anda Ada atau Tidak

Sebagai perbandingannya, pada Mei 2020 gempa VS dan VB tak terjadi dan gempa MP terjadi 174 kali.

Sementara itu, pada Juli 2020 terjadi gempa VA enam kali, gempa VB 33 Kali, dan gempa MP 339 kali.

Selain itu, pemendekan jarak baseline Electroknic Distance Measuremnet (EDM) sektor barat laut babadan-RB1 sebesar empat centimenter (CM) sesaat setelah terjadi letusan eksplosif pada 21 Juni 2020.

"Setelah itu pemendekan jarak letus berlangsung dengan laju sekitar tiga milimeter per hari sampai September 2020," ungkapnya.

Baca Juga: Bagaimana Cara Dapatkan Handphone dan Laptop Gratis dari Pemprov Jabar? Simak Penjelasan Berikut

Sejak Oktober 2020, lebih lanjut, kegempaan Gunung Merapi meningkat semakin intensif. Pada November 2020 rata-rata gempa VB 29 kali per hari, gempa MP 272 kali, gempa guguran (RF) 57 kali, embusan (DG) 64 kali.

Laju pemendekan EDM Babadan mencapai 11 cm per hari. Energi kumulatif gempa (VT dan MP) dalam setahun sebesar 58 GJ.

Menurut Hanik pun, kondisi data pemantauan tersebut telah melampaui kondisi menjelang munculnya kubah lava 26 April 2006.

Akan tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi sebelum esupsi 2010. Berdasarkan pengamatan morfologi, kawah Gunung Merapi dengan metoda foto udara (drone) pada 3 November 2020 belum terlihat kubah lava baru.

Sampai saat ini, kata Hanik, kegempaan dam deformi masih terus meningkat. Berdasarkan hal tersebut dimungkinkan terjadi proses ektrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif.

"Potensi ancaman bahaya berguguran lava, lontaran material dan awan panas sejauh maksimla lima kilometer," terangnya.

Kemudian pasca erupsi besar pada tahun 2010 Gunung Merapi mengalami erupsi magmatis kembali pada 11 Agustus 2018, yang berlangsung sampai dengan September 2019.

Seiring dengan berhentinya ekstrusi gempa magma, Gunung Merapi kembali memasuki fase intrusi magma baru, yang ditandai dengan penigkatan gempa vulkanik dalam (VA) dan rangkaian letusan eksplosif sampai dengan 21 Juni 2020. "Aktivitas vulkanik terus menigkat hingga saat ini," imbuhnya.***

Editor: Pipin L Hakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah