Gunung Merapi Berstatus Level Siaga, BPPTKG: Aktivitas Vulkanik Terus Meningkat

- 5 November 2020, 22:49 WIB
Fenomena aneh Gunung Merapi
Fenomena aneh Gunung Merapi /twitter.com/magetanbanget

Selain itu, pemendekan jarak baseline Electroknic Distance Measuremnet (EDM) sektor barat laut babadan-RB1 sebesar empat centimenter (CM) sesaat setelah terjadi letusan eksplosif pada 21 Juni 2020.

"Setelah itu pemendekan jarak letus berlangsung dengan laju sekitar tiga milimeter per hari sampai September 2020," ungkapnya.

Baca Juga: Bagaimana Cara Dapatkan Handphone dan Laptop Gratis dari Pemprov Jabar? Simak Penjelasan Berikut

Sejak Oktober 2020, lebih lanjut, kegempaan Gunung Merapi meningkat semakin intensif. Pada November 2020 rata-rata gempa VB 29 kali per hari, gempa MP 272 kali, gempa guguran (RF) 57 kali, embusan (DG) 64 kali.

Laju pemendekan EDM Babadan mencapai 11 cm per hari. Energi kumulatif gempa (VT dan MP) dalam setahun sebesar 58 GJ.

Menurut Hanik pun, kondisi data pemantauan tersebut telah melampaui kondisi menjelang munculnya kubah lava 26 April 2006.

Akan tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi sebelum esupsi 2010. Berdasarkan pengamatan morfologi, kawah Gunung Merapi dengan metoda foto udara (drone) pada 3 November 2020 belum terlihat kubah lava baru.

Sampai saat ini, kata Hanik, kegempaan dam deformi masih terus meningkat. Berdasarkan hal tersebut dimungkinkan terjadi proses ektrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif.

"Potensi ancaman bahaya berguguran lava, lontaran material dan awan panas sejauh maksimla lima kilometer," terangnya.

Kemudian pasca erupsi besar pada tahun 2010 Gunung Merapi mengalami erupsi magmatis kembali pada 11 Agustus 2018, yang berlangsung sampai dengan September 2019.

Halaman:

Editor: Pipin L Hakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah