Namun demikian, beberapa indikator survei lain tampaknya belum menunjukkan peningkatan seperti penumpukan pekerjaan, dan ketenagakerjaan yang terus memperingatkan tentang risiko penurunan prospek. Sebagaimana dilansir dari Wartaekonomi.
"Kekhawatirannya adalah bahwa pemulihan tersebut utamanya berasal dari permintaan yang tertahan oleh tindakan lockdown dan bisa goyah setelah kebangkitan awal," kata dia.
"Oleh karena itu, permintaan harus terus membaik dalam beberapa bulan ke depan, tetapi hal yang ditakutkan adalah meningkatnya pengangguran dan kebutuhan berkelanjutan untuk mempertahankan social distancing dapat merusak pemulihan," sambungnya.***