Menkeu Sri Mulyani Sebut APBN Bantu Menahan Kontraksi Ekonomi Indonesia Lebih Dalam

- 25 Agustus 2020, 19:58 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.*
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.* /- Foto : instragram @smindrawati

POTENSI BISNIS - Pertumbuhan ekonomi yang negatif hingga menyentuh angka dua digit, terjadi disebabkan ketidakpastian yang cukup tinggi terutama di masa pandemi Covid-19 ini.

Berdasarkan rilis data Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) Kuartal II kontraksi ekonomi terlihat di berbagai negara, baik negara maju maupun negara berkembang.

Sebagai berikut data PDB 5 negara di wilayah Asean yang tidak luput dari pertumbuhan ekonomi yang negatif, di antaranya Singapura tumbuh -12,6 persen, Thailand -12,2 persen, Malaysia -17,1 persen, dan Filipina -16,5 persen. Hanya Indonesia yang masih mampu menahan penurunan PDB-nya di angka satu digit yaitu 5,3 persen.

Baca Juga: Minta Maaf BLT Ditunda, Menaker Ida Fauziyah: Kami Butuh Waktu

Sementara itu, Amerika Serikat tumbuh -9,5 persen, Eropa turun -15 persen, Prancis -19,0 pesen, dan Mexico -18,9 persen.

Selain itu, risiko second wave Covid-19 juga meningkat seiring kebijakan relaksasi pembatasan sosial, meskipun terdapat berita positif mengenai uji klinis vaksin di beberapa negara.

Angka Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Global pada bulan Juli sudah menunjukkan tren peningkatan ke arah ekspansif, pada angka 50,3 terutama bersumber dari Eropa, Rusia, dan Tiongkok, sedangkan Amerika Serikat dan India masih stagnan.

Walaupun masih dalam level kontraksi, PMI Manufaktur Indonesia telah meninggalkan level terendahnya. Harga minyak mentah dunia cenderung stabil di kisaran US$40-42/barrel, ditopang oleh sentimen pemangkasan produksi dan pemulihan permintaan.

Baca Juga: Jika Omnibus Law Disahkan, KSPI Berharap UU No. 13/2003 Tidak Direvisi

Halaman:

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x