Kini Permintaan Rumah Sudah Mulai Meningkat, Meski Sempat Turun karena Terdampak Covid-19

- 3 Agustus 2020, 18:28 WIB
Ilustrasi: rumah pinjaman kredit/
Ilustrasi: rumah pinjaman kredit/ /pixabay/OpenClipart-Vectors

POTENSI BISNIS - Dampak kondisi pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi segala sektor, termasuk sektor Kredit Pemelikan Rumah (KPR) sempat mengalami penurunan.

Dirut PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Pahala Nugraha Mansury mengungkapkan, permintaan KPR baik subsidi maupun non-subsidi mulai mengalami perbaikan sejak Juni.

“Ini yang kita harapkan, semoga pelan-pelan terus menunjukkan adanya perbaikan dan diharapkan sampai akhir tahun nanti kredit kita tumbuh 4 persen serta KPR 5,5 persen sampai 6 persen,” kata Nugraha, dilansir Potensi-Bisnis.com melalui Pikiran-Rakyat.com "Sempat Turun di Awal Kemunculan Covid-19, Kini Permintaan Rumah Sudah Mulai Meningkat", dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Senin 3 Agustus 2020.

Baca Juga: Kepala BPS Sebut di Tahun ini Wilayah Jabar Sudah Dua Kali Mengalami Deflasi

Dia juga menjelaskan, Bank BTN telah menyalurkan KPK subsidi senilai Rp113,61 triliun selama semester I 2020 atau tumbuh sekitar 5,84 persen (yoy) 'year on year' dari Rp107,34 triliun pada periode sama tahun lalu.

Lalu dia menyatakan, KPR subsidi menjadi penyumbang pertumbuhan kredit secara keseluruhan, yaitu memiliki porsi sebesar 45,11 persen dari total portofolio kredit.

"KPR bersubsidi kita proyeksikan akan tumbuh kurang lebih 10 persen untuk tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Nugraha.

Proyeksi itu, menurutnya, didorong oleh stimulus pemerintah dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang menambah subsidi untuk KPR Subsidi Selisih Bunga (SSB) Rp1,5 triliun atau 172 ribu unit dengan kuota khusus BTN adalah 146 ribu unit.

“Ini yang akan diharapkan mendorong KPR bersubsidi untuk 2020. Kami berharap ini bisa berlangsung sampai 2021 karena akan membantu pergerakan ekonomi di mana sektor perumahan memiliki kaitan dengan 170 sektor lainnya,” ujarnya.

Dia menyebutkan, Bank BTN juga telah menyalurkan KPR non-subsidi, kredit perumahan lainnya, serta kredit konstruksi masing-masing Rp79,87 triliun, Rp7,56 triliun, dan Rp27,87 triliun per semester I 2020.

Oleh sebab itu, masih kata dia, total KPR tumbuh 2,47 persen (yoy) yakni dari Rp188,82 triliun menjadi Rp 193,49 triliun per 30 Juni 2020. Untuk segmen kredit non-perumahan, telah disalurkan kredit senilai Rp22,91 triliun per akhir Juni 2020.

Menurutnya, Bank BTN mencetak laba bersih senilai Rp768 miliar pada semester I/2020. Perolehan tersebut merupakan hasil dari strategi '5 Fokus dan 8 Inisiatif' yang dijalankan sehingga tetap mencatatkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan kendati di tengah pandemi.

Diera New Normal, kata dia, perseroan terus memupuk pencadangan, likuiditas, sambil memacu bisnis dengan asas kehati-hatian di masa pandemi sesuai dengan 8 inisiatif perseroan. Dengan strategi tersebut, bisnis Bank BTN diyakini masih akan terus bertumbuh dan mencetak laba di semester II/2020 nanti.

“Perolehan laba bersih pada semester I ini melebihi ekspektasi kami. Kami optimistis, hingga akhir tahun nanti target laba BTN masih on-track, sejalan dengan mulai adanya peningkatan permintaan kredit pada Juni 2020,” jelasnya.

Adapun, data keuangan emiten bersandi saham BBTN tersebut mencatat laba bersih perseroan ditopang pendapatan bunga bersih sebesar Rp 4,43 triliun. Perseroan juga mencatatkan laba dari operasional di luar provisi sebesar Rp 1,99 triliun.

Capaian pendapatan bunga bersih BBTN tersebut disumbang kenaikan pada penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar 0,32 persen secara tahunan (yoy) dari Rp 251,04 triliun pada semester I/2019 menjadi Rp 251,83 triliun di periode yang sama tahun ini.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x