Menurutnya, proyek depo minyak di Batam ini rencananya akan menghabiskan biaya investasi sebesar 841 dolar AS atau lebih dari Rp12,19 triliun 'asumsi kurs Rp14.509 per-dolar'.
Suswijiono juga mengatakan, Kemenko Perekonomian serta BP Batam bertindak sebagai mediator dari kedua perusahaan itu. Intinya, Kemenko akan terus mengawal proses persiapan hingga pembangunan fisik, sehingga dapat segera terlaksana.
Tidak hanya itu, kata dia, proyek ini pun sangat penting untuk mewujudkan ketahanan energi nasional serta sebagai pengungkit utama perekonomian di tengah pandemi Covid-19.
Kemenko Bidang Perekonomian berharap percepatan pembangunan proyek depo minyak akan menggerakkan aktivitas ekonomi di Batam dan sekitarnya.
"Baik dari ketersediaan lapangan kerja, proyek ini juga akan memberi dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat di Batam, Kepulauan Riau itu," ucapnya.***