Idul Adha Berselimut Cinta dan Pengorbanan, dr. Zaidul Akbar Ungkap Ciri yang akan Dapat Ganjaran dari Allah

- 6 Juli 2022, 19:59 WIB
Zaidul Akbar menuliskan bahwa Rasulullah SAW dan para salaful ummat ini adalah manusia-manusia yang mulia.
Zaidul Akbar menuliskan bahwa Rasulullah SAW dan para salaful ummat ini adalah manusia-manusia yang mulia. /

POTENSI BISNIS – Tinggal hitungan hari, umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Adha 2022 yang bertepatan dengan 1443 Hijriah.

Hari Raya Idul Adha di Indonesia akan dilaksanakan pada Minggu, 10 Juli 2022.

Selain dinamakan bulan haji, Idul Adha juga disebut sebagai Idul Qurban, karena pada hari tersebut Allah memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

Lantas, makna apa yang bisa kita ambil dalam perayaan Idul Adha?

Baca Juga: Ruben Onsu Bertaruh Nyawa, Dukun Sebut Jin Bertanduk Bersarang di Tubuh Suami Sarwendah

Menurut dr Zaidul Akbar dalam unggahannya di akun Instagram @zaidulakbar, Idul Adha memiliki banyak makna.

“Idul Adha memiliki banyak makna, khususnya makna ruhiyah yang sangat banyak yang bisa kita peroleh,” tulis dr. Zaidul Akbar dikutip PotensiBisnis.com dari Instagram @zaidulakbar, 20 Juli 2021.

Seperti kita ketahui, puncak dari Idul Adha adalah kurban yang mewakili pengorbanan dan cinta.

Baca Juga: Haji Fakir Solusi Ibadah Haji untuk yang Tidak Mampu Pergi ke Mekah, Begini Penjelasan Buya Yahya

Bahkan yang lebih menarik lagi, Zaidul Akbar menuliskan bahwa Rasulullah SAW dan para salaful ummat ini adalah manusia-manusia yang mulia.

Di mana mereka memupuk rasa cinta dan pengorbanan tersebut dengan menundukkan dulu hawa nafsu melalui berpuasa.

“Cinta atau pengorbanan yang akan didapat tidak akan bisa diperoleh jika nafsu masih mendominasi daripada iman,” tulis dr Zaidul Akbar.

Selain itu, ustaz yang dikenal sebagai penceramah dan praktisi kesehatan itu mengemukakan bagaimana cara menundukkan hawa nafsu.

Baca Juga: Ikatan Cinta: KEREN! Andin Tak Tinggal Diam Diancam Elsa, Mama Rosa Senyum Sinis, Sal Tahu Kebusukan Nino

“Cara menundukkan nafsu itu adalah dengan meredamnya, satu di antaranya dengan cara berpuasa. Dan kita tahu Rasulullah SAW dan para sahabat beliau menjadikan dua bulan yaitu Dzulqo'dah dan Dzulhijjah sebagai bulan berpuasa,” tulis dr Zaidul Akbar.

Itulah satu di antara cara menundukkan nafsu, dengan cara menahan perut karena tidak akan bisa dirasakan dan mendapatkan perasaan dekat dengan Allah SWT.

Cinta dan pengorbanan yang tadi disebutkan dr Zaidul Akbar, jika nafsu masih menjadi komandan bagi raga, harusnya iman dan hati yang baik yang harus menjadi komandannya.

Baca Juga: Reyna Histeris Gegara Nino, Sal Pradipta Langsung Lakukan Ini hingga Andin dan Elsa Adu Mulut di Ikatan Cinta

Sedangkan bulan haji adalah bulan yang secara cuaca biasanya panasnya sangat terik.

Saat terik seperti itulah kita dicontohkan Rasulullah SAW dan sahabat yang mulia untuk berpuasa.

Hal ini bertujuan untuk menundukkan hawa nafsu, karena kebanyakan penyakit terjadi akibat serangan lembab.

Maka bulan ini dijadikan Allah sebagai bulan panas yang membuat lembab bisa hilang.

Ini menjadi sebuah keseimbangan yang sempurna dan merupakan ramuan dari Pencipta Langit.

Zaidul Akbar juga menuliskan, jika hadiah dari pengorbanan cinta tadi adalah berbahagialah, makan-makanlah, dan sembelihlah hewan yang dipilih Allah untuk mengganti Ismail AS yaitu domba, yang memiliki daging dan karakter hewan yang lembut dan mudah diatur.

Sejatinya, Idul Adha ini adalah bulan pengujian dan cinta, seberapa kita memilih Allah untuk mendapatkan cinta-Nya.

Semoga Allah SWT menjadikan berpuasa karena-Nya, dan menjadi satu di antara sumber kebahagiaan hati dan iman kita.***

 

Editor: Muhammad Sadili


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah