Penyebab Gempa M 7,4 NTT Laut Flores, Ini Penjelasan BMKG

- 14 Desember 2021, 14:55 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati(tengah) Penyebab Gempa M 7,4 NTT Laut Flores, Ini Penjelasan BMKG, kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat jumpa pers virtual
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati(tengah) Penyebab Gempa M 7,4 NTT Laut Flores, Ini Penjelasan BMKG, kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat jumpa pers virtual /Tangkapan layar jumpa pers BMKG/

POTENSI BISNIS - Penyebab gempa NTT berkekuatan magnitudo 7,4 yang terjadi di Laut Flores akibat aktivitas sesar atau patahan aktif di wilayah tersebut.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menerangan hasil pengamatan atas peristiwa gempa NTT tersebut.

Berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber yang dilakukan BMKG, kata Dwikorita memperlihatkan kalau gempa yang terjadi 112 km barat laut Larantuka di Kabupaten Flores Timur NTT, pukul 10.20 WIB diakibatkan adanya patahan geser.

Baca Juga: BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami Pasca Gempa Magnitudo 7,4 di NTT, Begini Penjelasannya

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hipsenternya gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkat akibat adanya aktivitas sesar atau patahan aktif di Laut Flores," kata Dwikorita dalam konferensi virtual, pada Selasa, 14 Desember 2021.

Guncangan akibat gempat tersebut dirasakan di daerah Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara dan Lembata, dengan intensitas guncangan skala III-IV MMI atau dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah.

Selain itu, guncangan juga dirasakan di Tambolaka, Waikabubak, dan Waingapi di NTT dengan kekuatan guncangan intensitas III MMI atau getaran terasa nyata di dalam rumah seperti gerakan truk.

Baca Juga: Peringatan Dini Tsunami Berakhir, Dampak Gempa M 7,4 Satu Bagunan Sekolah Rusak dan Satu Warga Luka-luka

Namun, BMKG sampai saat ini belum menerima laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa tersebut.

Gempa itu juga berpotensi tsunami, dengan titik pemantauan di Marapokot, Kabupaten Nagakeo di NTT pada pukul 10.36 WIB dan Reo di Kabupaten Manggarai pada pukul 10.39 WIB mendeteksi tsunami dengan ketinggian 0,07 meter atau 7 centimeter.

BMKG sendiri saat ini sudah mengakhiri peringatan dini tsunami untuk gempa tersebut dengan dua jam jarak gempa pertama terjadi tidak terdeteksi kenaikan air laut lagi.

Baca Juga: Tes Psikologi: Pilih Gambar Hadiah Bintang Ajaib, Ungkap Masa Depan Apa Menanti Anda di Tahun Baru 2022

"Sudah lebih dari dua jam setelah kejadian dan tidak terdeteksi adanya kenaikan muka air laut lagi. Maka peringatan dini tsunami dinyatakan sudah berakhir," kata dia.

Kemudian, BMKG meminta masyarakat di wilayah pesisir utara pantai Flores untuk tetap waspada meski peringatan dini tsunami dinyatakan telah berakhir.

Masyarakat juga diminta segera mencari tempat yang lebih tinggi dan tidak menunggu bunyi sirine atau pringatan bila kembali terjadi gempa susulan.

Baca Juga: Konflik Memuncak, Imbas Adu Domba oleh Iqbal, Al Putuskan Pecat Rendy? Ikatan Cinta 14 Desember 2021

"Masih mungkin terjadi gempa susulan yang semoga kekuatannya tidak terlalu kuat. Tapi seandainya terlalu kuat, masyarakat di tepi pantai, di muara sungai merasakan ayunan lagi atau merasa akan jatuh mohon segera menuju tempat yang lebih tinggi meskipun sirine belum berbunyi, jadi jangan menunggu sirine," kata Dwikorita.

Ia juga menyebutkan, wilayah pesisir utara pantai Flores itu yakni Flores timur bagian utara dan Pulau Lembata.

Dwikorita kemudian meminta masyarakat agar tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Saat ini, kata Dwikorita, masyarakat dapat kembali ke rumah masing-masing.

Namun periksa terlebih dahulu kondisi bangunan tempat tinggalnya sebelum masuk ke dalam rumah.***

Editor: Pipin L Hakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x