Pasca kejadian awan panas guguran terjadi guguran lava dengan jarak dan arah luncur tidak teramati.
Pada 4 Desember 2021 mulai pukul 13.30 WIB terekam getaran banjir, kemudian pada pukul 14.50 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 4 km dari puncak atau 2 km dari ujung aliran lava ke arah tenggara (Besuk Kobokan), tetapi hingga saat ini sebarandan jarak luncur detail belum dapat dipastikan.
2. Kegempaan:
Jumlah dan jenis gempa yang terekam selama 1 hingga 30 November 2021 didominasi oleh gempa-gempa permukan berupa Gempa Letusan dengan rata-rata 50 kejadian per hari, dan Gempa Guguran pada 1 dan 3 Desember 2021, masing-masing 4 kali kejadian.
Gempa-gempa vulkanik (Gempa Vulkanik Dalam, Vulkanik Dangkal, dan Tremor) yang mengindikasikan kenaikkan magma ke permukaan terekam dengan jumlah sangat rendah.
Analisis:
Pengamatan visual menunjukkan pemunculan guguran dan awan panas guguran dikibatkan oleh ketidakstabilan endapan lidah lava.
Aktivitas yang terjadi pada 1 dan 4 Desember merupakan aktivitas permukaan (erupsi sekunder).
Dari kegempaan tidak menunjukkan adanya kenaikkan jumlah dan jenis gempa yang berasosiasi dengan suplai magma/batuan segar ke permukaan.