Waspada Hujan Lebat Disertai Angin Kencang, BMKG Sebut Berpotensi Terjadi di Sejumlah Daerah Ini

- 4 November 2021, 12:15 WIB
ILUSTRASI petir pada musim penghujang.  Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada akan potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang.
ILUSTRASI petir pada musim penghujang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada akan potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang. /Pixabay/
 
POTENSI BISNIS - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada akan potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang.
 
Hal tersebut akan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia pada Kamis, 4 November 2021.
 
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, dalam sistem peringatan dini cuaca, BMKG telah memprakirakan wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat disertai petir hingga angin kencang.
 
 
"Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut maka perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan," kata Dwikorita, dikutip PotensiBisnis.com dari laman ANTARA News, Kamis, 4 November 2021.
 
Menurutnya, wilayah itu seperti di Aceh, Bali, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Gorontalo.
 
Lalu Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung.
 
 
Kemudian, hujan lebat pun diprediksi bakal terjadi di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.
 
"Khususnya terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi," ujarnya.
 
Sebelumnya, Dwikorita telah mengingatkan masyarakat untuk waspada akan datangnya fenomena La Nina menjelang akhir tahun 2021.
 
Menurut Dwikorita, monitoring terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, menunjukkan saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina, yaitu sebesar -0.61 pada Dasarian I Oktober 2021.
 
 
"Maka dari itu, kondisi ini berpotensi untuk terus berkembang dan masyarakat serta pemerintah harus segera bersiap menyambut kehadiran La Nina," jelasnya.
 
La Nina diprakirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga sedang hingga Februari 2022.  
 
Berdasarkan, kejadian La Nina tahun 2020, hasil kajian BMKG menunjukkan jika curah hujan mengalami peningkatan pada November hingga Januari.
 
 
"Terutama di wilayah Sumatera Selatan, Jawa, Bali, NTT, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan," tegasnya.
 
Dwikorita menjelaskan, jika La Nina tahun 2021 diprediksikan relatif sama.
 
"Nantinya pasti akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20 sampai 70 persen di atas normalnya," jelas Dwikorita.***

Editor: Babah Pram

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x