Ina Liem mengungkapkan, hampir 80 persen sampai 90 persen penelitian dilakukan perguruan tinggi.
Penggabungan akan menciptakan birokrasi di bawah satu atap sehingga lebih ramping.
"Saya melihat ini penyederhanaan birokrasi. Kalau di bawah satu atap secara birokrasi lebih ramping. Jadi tidak double. Selama ini perguruan tinggi riset dan Dirjen Dikti juga melaksanakan riset bersama berbagai kementerian teknis lain," kata dia.
Tidak hanya penelitian, masalah vokasi juga mau ditekankan, sarjana terapan juga mau didorong. Jadi bukan hanya riset, melainkan juga aplikasi.
"Ini waktunya unjuk gigi bagi para institusi yang tadinya banyak orang-orang yang mau berinovasi, tetapi terbatas birokrasi, nomenklatur, sehingga sulit," terang Ina Liem.
Dia memperkirakan, Nadiem tidak akan terlalu sulit mengelola Kemendikbudristek.
Nadiem diprediksi akan menggabungkan dengan pola di Ditjen Pendidikan Tinggi yang sebelumnya juga telah bergabung dengan Kemenristek Dikti.
"Sebagai pimpinan, bukan berarti dia pelaksananya yang harus ke sana kemari semuanya. Banyak dirjen di bawahnya. Selama ini kegiatan perguruan tinggi juga sudah termasuk riset," pungkasnya.***