Turut Tanggapi Pandji Pragiwaksono, Tsamara: Kiai NU Kok Dibilang Jauh dari Masyarakat

- 22 Januari 2021, 06:30 WIB
Tsamara Amany Kiai NU Kok Dibilang Jauh dari Masyarakat.*
Tsamara Amany Kiai NU Kok Dibilang Jauh dari Masyarakat.* /Instagram.com/@tsamaradki

POTENSIBISNIS – Ketua DPP partai PSI, Tsamara Amany ikut berkomentar terkait atas tayangan video Pandji Pragiwaksono yang viral di sosmed.

Diketahui dari berita Potensibisnis.com sebelumnya, Komika Pandji Pragiwaksono menjadi sorotan setelah videonya dalam sebuah diskusi virtual mengenai Front Pembela Islam (FPI) viral.

Dalam potongan video tersebut Pandji Pragiwaksono mengatakan, dia mendengar pernyataan seorang Sosiolog Thamrin Amal Tomagola ketika diwawancara di Har Rock FM Jakarta pada 2012 silam mengenai FPI.

Baca Juga: UPDATE Harga HP Oppo A92, Oppo A12, Samsung Galaxy M31, Jumat 22 Januari 2021

“FPI itu dekat dengan masyarakat. ini gue dengar dari Pak Thamrin Tomagola, dulu tahun 2012, kalau misalnya ada anak mau masuk di sebuah sekolah. Kemudian ga bisa masuk, itu biasanya orang tuanya datangi FPI minta surat. Dibikinin surat ke FPI, dibawa ke sekolah, itu anak bisa masuk, terlepas dari isi surat itu menakutkan atau tidak, tapi nolong warga gitu,” ujar Pandji.

Hal yang dia dapat setelah mengutip pernyataan tersebut ialah di masyarakat ada banyak para simpatisan FPI, terlebih di kalangan masyarakat bawah.

Dia mengatakan hal itu yang membuat FPI selalu ada ketika masyarakat kalangan bawah meminta bantuan.

Baca Juga: Bantuan PIP Kemendikbud untuk Siswa, Ini 3 Sasaran Penerima Program

Pandji melanjutkan, FPI terkenal dan disukai di masyarakat kalangan bawah ketika para elit dari ormas Islam besar, yakni Nahdaul Ulama (NU) dan Muhammadiyah jauh dari masyarakat.

Lantas hal tersebut pun mendapat banyak respon dari masyarakat, termasuk seorang politisi muda yaitu Tsamara Amany.

Dalam cuitan yang ditulisnya di akun Twitter pribadinya @TsamaraDKI, pada 21 Januari 2021, Tsamara mempertanyakan terkait pernyataan Pandji, dimana menurutnya pernyataan tersebut tidak lah benar.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Ini Aturan Baru untuk Mal dan Restoran

“Kiai NU kok dibilang jauh dari masyarakat? Dulu waktu saya mampir ke Rembang, pintu rumah Gus Mus & Gus Yahya terbuka lebar. Di rumah Gus Mus, sedia makan terus. Mulai dari makanan besar sampai snack untuk pengunjung. Yang datang diajak ngobrol & didengarkan, siapa pun itu,” kata Tsamara.

Tsamara pun memberikan gambaran mengenai mengapa dia salut dan menyukai NU.

“Waktu mampir ke Pesantren Buntet juga sama, siapa pun yang datang selalu disuguhi, diajak ngobrol, dan didengarkan oleh keluarga pengasuh pesantren. Makanya saya selalu salut dan kangen pergi ke pesantren-pesantren NU karena kehangatan yang diberikan oleh mereka. Luar biasa,” kata Tsamara.

Menurutnya NU bukanlah kaum elit yang jauh dengan masyarakat, dia justru menjelaskan betapa dekatnya NU dengan warga sekitar.

“Alasan NU bisa jadi besar itu karena pesantren bukan hanya rumah bagi para santri, tapi jadi rujukan bagi warga kampung situ. Makanya biasanya pesantren selalu dekat pemukiman warga. Kiai itu jd panutan. Nggak berjarak dengan warga. Makanya agak aneh sih kalau disebut elitis,” ujarnya.

Tsamara pun menyarankan Pandji agar tidak melihat NU atau pun Muhammadiyah dengan sebelah mata, namun harus mencari tahu lebih dalam.

“Melihat NU/Muhamadiyah itu jangan dari organisasi pusat. Keduanya itu mengakar. Lihat di pesantren-pesantren atau sekolah-sekolah. Pergi ke kampung-kampung. Dari situ kita bisa memahami relasi Kiai dan warga. Saya yakin lebih dekat dari relasi anggota DPR dan warga yang diwakili,” katanya.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Twitter @TsamaraDKI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah