Refly Harun: Dikotomi Cebong dan Kampret akan 'Abadi' Meski Jokowi-Prabowo 'Kawin' di 2024

- 19 Desember 2020, 08:05 WIB
Pakar hukum tata negara Refly Harun di ILC.
Pakar hukum tata negara Refly Harun di ILC. /Instagram/@Refly Harun/

POTENSIBISNIS - Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan, kemungkinan Joko Widodo ataua Jokowi maju jadi presiden untuk ketiga kalinya di 2024.

Tetapi, kali ini dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai Wakil Presidennya.

Sosok Jokowi dan Prabowo merupakan representasi atau simbol dari pengelompokan di masyarakat Indonesia hingga pada momentum Pilpres 2019 terlahir istilah cebong dan kampret yang bertahan sampai saat ini.

Baca Juga: Kebiasaan Anak Mengompol Saat Usia 5 Tahun, Ini Sebab dan Cara Mengantisipasinya

"Makanya kemungkinan semacam itu bisa saja terjadi, yaitu demi menjaga stabilitas dan menghindari Pemilu Presiden yang mengerikan, di mana terjadi pembelahan seperti halnya cebong dan kampret di Pilpres 2019," ujar sarjana psikologi UI tersebut

Menanggapi hal tersebut, pakar hukum tata negara Refly Harun menolak ide dari magister ilmu pemerintahan Essex University Inggris tersebut.

Refly Harun menilai walaupun mereka berdua dipasangkan, tidak akan menyelesaikan masalah dan tetap memunculkan kelompok oposisi yang sama.

"Menurut saya tidak menyelesaikan masalah juga kalau Jokowi berpasangan dengan Prabowo, karena akan muncul kelompok oposisi yang sama," tuturnya.

Meskipun saat ini pendukung setia Prabowo sudah meninggalkannya, Refly Harun menyampaikan akan tetap ada kelompok-kelompok kritis di luar pemerintahan.

Halaman:

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah