Perlu Diketahui Ini 3 Golongan Pertama Penerima Vaksin Covid-19

- 10 Desember 2020, 15:45 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19
Ilustrasi vaksin Covid-19 /Antara News
POTENSIBISNIS – Ada tiga golongan yang akan menjadi penerima vaksin Covid-19 gelombang pertama. Lantas siapa saja mereka?.
 
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) sekaligus Menteri Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto mengatakan tenaga  Kesehatan seperti dokter dan perawat.
 
Kemudian aparat Kepolisian dan Tentara Republik Indonesia (TNI) merupakan garda depan yang akan mendapatkan injeksi vaksin Covid-19 terlebih dahulu.
 
 
Kami memohon kesabaran seluruh warga Indonesia karena vaksin datang secara bertahap dan karenanya kami harus membuat prioritas.
 
"Penetapan prioritas ini tekah mengikuti standar uang diberikan oleh WHO dan juga melalui Indonesia Technical Asviaor Group on Immunization (ITAGI) serta mereka yang ahli di bidangnya,” kata Airlangga dikutip PotensiBisnis dari situs Ekon.go.id.
 
Saat ini, pemerintah telah menyiapkan dua vaksin untuk sekitar 65 persen dari total penduduk Indonesia.
 
 
Vaksin yang disediakan yaitu vaksin program sebanyak 32 juta dosis yang digratiskan malaui iuran BPJS serta vaksin mandiri sebanyak 72 juta dosis.
 
“Sebanyak 32 juta dosis disiapkan untuk yang menerima bantuan iuran BPJS yang tidak memiliki komofit dan berusia antara 18-59 tahun. Rentang usia dan kondisi penerima ini disesuaikan dengan yang mengikuti uji klinis,” tambahnya.
 
Sedangkan untuk vaksin mandiri, Airlangga mengungkapkan bahwa hal tersebut dapat diakses melalui Sektor Industri Padat Karya di mana perusahaan menyediakan vaksin untuk karyawannya dan bisa didapat salah-satunya melalui BPJS Ketenagakerjaan.
 
 
Pemerintah Indonesia telah menyiapkan pengadaan vaksin sejak Maret 2020 melalui pembicaraan dengan Sinovac dan beberapa produsen vaksin lainnya.
 
Indonesia mendapatkan kesempatan untuk mengikuti uji klinis fase ketiga dan dimulai di Bandung.
 
Indonesia menjadi salah satu dari lima negara yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti uji klinis fase ketiga dan sekaligus juga mendapatkan kesempatan untuk akses yang pertama melakukan pembelian.
 
 
“Akses yang pertama itu pengirimannya sesuai dengan jadwal yang kemarin kita terima 1,2 juta di bulan Desember dan di tahun depan ada 1,8 juta dalam bentuk vaksin jadi (suntikan). Kemudian kita juga mendapatkan 15 juta di bulan Desember dalam bentuk bahan baku yang akan dipelajari Bio Farma dalam melakukan produksi vaksin,” kata Airlangga.
 
Airlangga menjelaskan, dalam tahapan persetujuan BPOM dan mendapatkan fatwa MUI, kedua lembaga ini sudah mengirim tim ke China. Menurut Airlangga, BPOM dan MUI sudah melihat cara pembuatan vaksin di pabriknya di China.
 
Dari evaluasi dan fase ketiga uji klinis tersebut, Airlangga mengatakan, bahwa BPOM juga perlu mendapatkan seluruh informasi yang diperoleh oleh SINOVAC seluruh negara di luar Indonesia untuk dilakukan perbandingan.
 
Hal ini menurutnya untuk meyakinkan bahwa vaksin tersebut memiliki efektivitas serta melihat aspek keamanan, baku kutu dan presentasi keberhasilannya.
 
Pemerintah juga sudah melakukan pembicaraan dengan produsen vaksin yang lain seperti CAVAX, GAVI, Prizee, Astra Zeneca PLC serta Novavac. Selain itu, pemerintah juga telah mengembangkan vaksin Merah Putih.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ekon.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x