Megawati Soroti Jakarta Amburadul, Pakar: Masalahnya Sama, Ketebak kan Pasti Apa?

14 November 2020, 09:30 WIB
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri /instagram.com/pdiperjuangan/

POTENSIBISNIS - Kemunculan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, kembali diiringi pernyataan kontroversi.

Jika sebelumnya muncul dengan kontroversi peran milenial, suka demo, merusak, dan lain-lain, kali ini mucul dengan menyebut "Jakarta amburadul".

Pernyataan Presiden ke-5 RI itu diutarakan dalam penganugerahan City of Intellectual.

Baca Juga: Strategi Cerdas Tiongkok dan Amerika Dekati Indonesia, Vaksin Covid-19 vs Pesawat P-8 Poseidon

Kalimat yang keluar dari mulut Megawati seolah menyoroti pada kebijakan-kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Padahal, ada fakta lain di mana ibu kota Jakarta baru mendapatkan penghargaan Sustainable Transport Award (STA) 2021 beberapa waktu lalu.

Pakar sosiologi perkotaan, Rita Padawangi pun ikut menguak masalah di balik pernyataan Megawati yang sempat menghebohkan masyarakat Indonesia itu.

Baca Juga: Akan Dinikahi Sule, Begini Reaksi 'Ngegas' Nathalie Holscher saat Masa Lalunya Dikorek Putri Delina

Diberitakan "Megawati Sebut Jakarta Amburadul, Pakar: Memang Kota yang Tidak Amburadul Bagaimana?", Rita yang kini sibuk mengajar di Singapore University of Social Science (SUSS) mengatakan, kalau ucapan tersebut muncul karena salah pengertian.

"Jadi, (persoalannya) bagaimana sebenarnya kita memahami kota ini," ungkapnya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari video yang diunggah kanal YouTube Sociotalking pada Kamis 12 November 2020.

Alumni Universitas Loyola Chicago itu menyebut kalau masyarakat DKI Jakarta sejak dahulu hingga kini selalu mengeluhkan dua persoalan yang sama.

"Ketebak kan pasti apa? Banjir sama macet. Itu pokoknya udah langganan pasti semua orang bilang, 'Oh, permasalahan utama di Jakarta adalah banjir sama macet," kata dia sambil terkekeh-kekeh.

Menurut Rita, justru persoalan yang sebenarnya sedang dihadapi DKI Jakarta jauh lebih dalam daripada kedua masalah tersebut.

"Yaitu, kurangnya pengertian. Pertama, kota itu harusnya seperti apa dan kenapa harus seperti itu," paparnya.

"Sekarang kalau ditanya, kota-kota yang enggak amburadul tuh yang kayak apa sih?" tanya Rita.

Lebih lanjut, ia mempertanyakan tolok ukur untuk menilai sebuah kota lebih baik daripada kota lainnya.

"Karena kalau kita mau bilang 'macet', ya Surabaya juga suka macet," jelas Rita.

Baik buruknya sebuah kota, kata dia, bukan hanya ditentukan oleh pemeringkatan alias ranking yang sangat bias.

"Kalau sekedar ranking, ranking-rankingan itu banyak banget gitu di dunia ini," tegas Rita.

"Kalau dibilang livable city, nanti tergantung siapa yang bikin ranking, nanti kota yang nomor satu lain lagi," imbuhnya.***pikiran-rakyat/Mahbub Ridhoo Maulaa

 

Editor: Awang Dody Kardeli

Tags

Terkini

Terpopuler