Presiden Prancis seperti Terjebak Dalam Krisis, Rakyat jadi Korban, Boikot Produk Makin Gencar

29 Oktober 2020, 23:26 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron dalam sebuah kesempatan di Prancis. /instagram.com/emmanuelmacron/

POTENSIBISNIS - Kondisi Presiden Prancis, Emmanuel Macron seperti dalam tekanan. Dirinya mencoba tetap berada bersama warga Prancis dalam masalah yang dihadapi saat ini.

Ada tiga korban tewas yang terkonfirmasi dalam serangan penikaman di Basilika Notre-Dame di Nice, Prancis, pada pukul 00.09 pagi waktu setempat pada Kamis, 29 Oktober 2020.

Diberitakan ABC News, setelah kejadian, Presiden Prancis, Emmanuel Macron langsung menuju Nice.

Baca Juga: Berawal dari Pertanyaan Guru Ngaji, Gadis 17 Tahun Asal Surabaya Hilang, Jejak Terakhir di Jakarta

Hal itu sebagai respons atas serangan itu. Menteri Dalam Negeri Prancis, mengatakan Presiden Macron seperti masuk dalam kondisi "seperti terjebak dalam krisis!."

Ungkapan untuk menunjukkan betapa krisis dan membingungkannya peristiwa itu.

Selain penikaman yang menewaskan tiga orang itu, dilaporkan beberapa orang terluka dalam teror tersebut.

Baca Juga: Berawal dari Pertanyaan Guru Ngaji, Gadis 17 Tahun Asal Surabaya Hilang, Jejak Terakhir di Jakarta

Namun, hingga saat ini belum jelas berapa banyak dan sejauh mana cedera mereka.

Wali Kota, Christian Estrosi menyebut ada tiga korban tewas, termasuk dua di dalam gereja.

Peristiwa di Nice ini terjadi hanya berselang beberapa pekan dari serangan pemenggalan kepala sekolah menengah Prancis, Samuel Paty awal bulan ini.

Pelaku pembunuhan Paty mengatakan, dia menghukumnya karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam pelajaran kewarganegaraan.

Peristiwa itu juga terjadi saat protes massa di banyak negara Islam terhadap Emmanuel Macron uang membela penayangan kartun tersebut.

Atas insiden di Prancis, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengirim telegram kepada Presiden Emmanuel Macron.

Putin menyatakan belasungkawa yang mendalam atas konsekuensi tragis serangan teroris di Prancis.

"Kemarahan khusus disebabkan oleh kejahatan sinis dan kejam yang dilakukan di dalam tembok gereja. Sekali lagi, kami telah melihat bahwa teroris sama sekali tidak memiliki moral manusia. Jelas bahwa memerangi terorisme internasional membutuhkan komunitas global untuk bergabung," tulis dalam telegram itu.

Putin dan Rusia siap menjalin kerja sama terdekat dengan Prancis dan mitra internasional lainnya dalam segala arah kegiatan kontra teroris.

Saat ini kata Putin, orang-orang Rusia juga marah atas apa yang terjadi dengan rakyat Prancis.***

 

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: ABC News

Tags

Terkini

Terpopuler