Potensi Bisnis: Kompetisi Usaha Mikro Berorientasi Lingkungan Diikuti Lima Sekolah di Bandung

2 Agustus 2020, 09:10 WIB
Ilustrasi: entrepreneur pelajar/ /pixabay/statusbest.com

POTENSI BISNIS - Kompetisi usaha mikro berorientasi lingkungan pada kegiatan Regional Student Company Competition 2020. Diikuti sebanyak lima SMA dan SMK di Bandung Raya, kompetisi tersebut dilaksanakan secara daring (online) Citi Indonesia, dan Prestasi Junior Indonesia (PJI).

Kelima sekolah tersebut, yakni SMAN 10 Bandung, SMAN 11 Bandung, SMAN 1 Cisarua, SMK Pariwisata Telkom Bandung, dan MA Multiteknik Asih Putera.

Adapun dalam kompetisi kewirausahaan tersebut, para pelajar memaparkan kinerja dari eco-business yang dikembangkan kepada enam juri dari kalangan profesional bisnis.

Sebagaimana berita galamedia.pikiran-rakyat.com sebelumnya berjudul "Lima SMA dan SMK di Bandung Raya Ikuti Kompetisi Usaha Mikro Berorientasi Lingkungan", Country Head of Corporate Affairs, Citi Indonesia Puni A. Anjungsari mengatakan, bisnis yang diinisiasi generasi muda Indonesia, semakin menunjukan tren positif akhir-akhir ini.

Kemudian perlu diikuti dengan kesadaran untuk mengelola bisnis secara bertanggung jawab, sehingga mampu meningkatkan minat berwirausaha ini.

"Melalui program Youth Ecopreneurship Initiative yang menargetkan pelajar SMA/SMK, Citi Indonesia bersama PJI berupaya untuk memberikan pembelajaran praktis berwirausaha, sekaligus menanamkan pentingnya membangun bisnis yang tidak hanya memprioritaskan profit. Tetapi juga berorientasi untuk menjaga lingkungan," kata Puni kepada wartawan via zoom, pada Sabtu 1 Agustus 2020.

Kolaborasi ini, kata dia, juga dilakukan untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mendorong lahirnya wirausaha muda baru.

Berdasarkan survei yang dilakukan Cambridge Assessment International Education pada tahun 2019, menunjukkan pelajar Indonesia berusia 13-19 tahun memiliki minat dan perhatian yang besar pada isu global terkait lingkungan.

Dimana sebanyak 21 persen pelajar meyakini polusi (termasuk sampah plastik) adalah masalah terbesar yang dihadapi dunia saat ini.

Selain itu, sebagian besar generasi muda Indonesia, yakni 93 persen, sangat bersemangat untuk menangani masalah ini dan telah melakukan aksi nyata, seperti mengubah gaya hidup yang berdampak pada lingkungan.

"Indikasi ini semakin menegaskan komitmen Citi Indonesia, untuk menyediakan wadah bagi generasi muda dalam menyalurkan semangat menjaga lingkungan. Dengan mengembangkan sebuah bisnis yang akhirnya memberikan manfaat ekonomi bagi mereka sendiri," tuturnya.

Co-Founder and Academic Advisor Prestasi Junior Indonesia, Robert Gardiner mengatakan, bahwa selama enam tahun kemitraan antara PJI dengan Citibank telah berhasil memberikan manfaat melalui edukasi kewirausahaan kepada lebih dari 54 ribu pelajar dari 164 SMA dan SMK di Indonesia.

Ide dan kinerja bisnis yang dipresentasikan, lanjutnya, menunjukkan kemampuan dalam mengelola bisnis sekaligus kepekaan mereka dalam menyikapi perubahan perilaku konsumen yang juga semakin peduli terhadap lingkungan.

"Kami berharap pengalaman yang diperoleh dari program ini, dapat terus menginspirasi generasi muda untuk menciptakan lebih banyak bisnis baru yang menerapkan konsep keberlanjutan di masa depan," terangnya.

Robert menjelaskan, kondisi pandemi saat ini maka kompetisi dilakukan secara daring atau online. Walau berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, namun ini menjadi tantangan positif bagi para siswa.

"Maka mereka sekarang juga belajar dan berusaha mempromosikan usahanya, melalui daring, seperti media sosial dan lain sebagainya," ucapnya.

Robert menjelaskan, salah satu usaha mikro binaan program Youth Ecopreneurship Initiative, adalah Hizz Student Company dari SMAN 1 Cisarua, Bandung Barat.

Bisnis yang dikelola oleh 29 pelajar ini menawarkan Hizz Shoes, sepatu unik yang memanfaatkan potongan kain perca sebagai bahan baku. Corak beragam yang dimiliki setiap kain perca memberikan kesan eksklusif bagi setiap pasang sepatu.

Gagasan bisnis tersebut, datang dari keprihatinan para pelajar terhadap banyaknya limbah tekstil di kawasan Bandung. Proses produksi sepatu juga dilakukan dengan melibatkan pengrajin rumahan di wilayah Cibaduyut yang mengalami penurunan pendapatan akibat maraknya sepatu impor di pasaran.

"Selama lima bulan beroperasi, Hizz Student Company berhasil meraup penjualan hingga lebih dari 10 juta Rupiah," tambahnya.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Galamedianews

Tags

Terkini

Terpopuler