Paing Takhon 'Bongkar' Kondisi Demonstrasi yang Sedang Berlangsung di Myanmar, Banyak Korban Tewas

1 Maret 2021, 16:57 WIB
Pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi saat penganugerahan penghargaan Nobel di Balai Kota Oslo, 16 Juni 2012. /Reuters/Cathal McNaughton/REUTERS

POTENSI BISNIS – Masyarakat Myanmar terisolir pasca kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing pada awal Bulan Februari 2021.

Hal tersebut bermula setelah pemerintahan yang berukasa di Myanmar memutus akses internet di negara tersebut.

Pemimpin Myanmar Aung San Suu Ki dan Presiden Win Myint serta pejabat negara pun ditangkap oleh pihak militer, setelah adanya kudeta militer.

Baca Juga: KRL Yogyakarta-Solo Punya Banyak Keunggulan, Mulai Waktu Tempuh Hingga Tarif

Kondisi tersebut jelas menimbulkan kecaman dari berbagai pihak, selain masyarakat biasa beberapa public figure di negara tersebut pun ikut turun ke lapangan untuk melakukan demonstrasi.

Salah satunya adalah model terkenal asal Myanmar bernama Paing Takhon, sejak awal Februari ia mulai sering memposting keadaan demonstrasi yang terjadi di Myanmar.

Belum lama ini, Paing Takhon memposting video singkat pada akun Instagram pribadinya yakni @paing_takhon. Pada video tersebut terlihat jelas gambaran kekacauan demonstrasi di Myanmar.

Baca Juga: SBY Dituding Tak Berkeringat dan Berdarah Terhadap Kesuksesan Demokrat oleh Kader Partai yang Dipecat

Ia juga menambahkan keterangan sebagai berikut,”berjuang untuk demokrasi kita. Rekaman video ini menunjukkan kelompok kita berhadapan di garis depan. Karena kita meninggalkan rumah kita untuk memprotes, kita sudah menyerahkan hidup dan tubuh kita.”Tulisnya.

Menurut Paing Takhon, bagi masyarakat yang mengikuti aksi demonstrasi tersebut bisa mengakibatkan mereka kehilangan nyawanya. Akibat kebrutalan pihak militer, “karena tembakan kepala mereka, kita bisa kehilangan nyawa kita kapan saja dengan mudah. Kita tidak bisa berbuat apa-apa.”lanjutnya.

Meski begitu, Para demonstran termasuk Paing Takhon bertekad akan terus membela diri mereka dan menuntut keadilan di negara tersebut. Dalam situasi yang mencekam, ia berharap pemimpin dunia bisa mengetahui keadaan tersebut, dan menolong mereka.

“Kami akan membela diri dan melanjutkan protes damai terhadap kudeta militer. Kuharap para pemimpin dunia tahu bahwa kita mempertaruhkan nyawa kita setiap hari, berjuang untuk demokrasi kita.” Tulisnya.

Atas jatuhnya korban jiwa dan banyak orang terluka dalam aksi unjuk rasa menentang junta militer di Myanmar. Beberapa negara termasuk Indonesia menyerukan keprihatinan.

Pada Minggu 28 Februari 2021, Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam sebuah pernyataan sebagai berikut, "Ucapan duka cita dan bela sungkawa yang mendalam kepada korban dan keluarganya,” tulisnya.

Melihat kerusuhan yang terjadi, pihak Indonesia meminta aparat keamanan tak gunaan kekerasan dan menahan diri agar tak semakin banyak korban yang berjatuhan.

"Guna menghindari lebih banyak korban jatuh serta mencegah situasi tidak semakin memburuk,” kata Kemenlu, dikutip dari laman Anadolu Agency.

Akan tetapi mengutip dari media lokal Myanmar, saat ini pemerintah Junta tengah meningkatkan kekerasan saat menindak para demonstran di seluruh wilayah negara itu.

Parahnya lagi, pada Sabtu 27 Februari 2021, pasukan keamanan telah menindak keras pada pengunjuk rasa, lusinan demonstran hingga jurnalis ditangkap dalam aksi tersebut.

Baca Juga: Apakah Investasi Miras Boleh di Mana Saja dan Bebas? Ini Aturan Perpres No 10/2021 dan Wilayah Diizinkan

Menurut kabar yang dipaparkan Daily Mail, sedikitnya 18 orang tewas dengan 30 orang luka-luka, dan ribuan orang ditahan dalam tindakan keras polisi di Myanmar terhadap para demonstran.

Kabarnya, pihak polisi juga melancarkan aksi paling brutal saat menghadapi para pendukung pro-demokrasi.

Pasukan keamanan melepaskan tembakan setelah granat setrum, gas air mata, dan tembakan ke udara gagal membubarkan massa.

Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa di Myanmar mengatakan sedikitnya 18 orang tewas, dengan banyak kematian 'akibat amunisi hidup yang ditembakkan ke kerumunan'.***

Editor: Rahman Agussalim

Tags

Terkini

Terpopuler