“Maka kita kembali ke rumus kemaslahatan aja deh, yaitu dengan menghadirkan mana yang terbaik dan paling maslahat untuk penerima kurban,” kata Buya Yahya.
Menurutnya, seandainya ada hewan kurban yang memiliki badan yang besar dan gemuk.
Namun, terpotong ekor dan telinganya maka hendaknya hewan tersebut didahulukan untuk menjadi hewan kurban.
Daripada memilih hewan kurban yang telinga dan ekornya lengkap, tapi sangat kurus dan kurang dagingnya.
“Atau ketika seseorang tidak ada kambing kecuali satu kambing yang kupingnya sebelah lagi dan terpotong ekornya, maka bagi orang tersebut menyembelih kambing seperti itu lebih baik daripada tidak menyembelih sama sekali,” ujar Buya Yahya.***