Berikut Perkara Perusak Amal di Bulan Ramadhan, Salah Satunya Puasa Tetapi Tidak Shalat 

- 28 April 2021, 12:11 WIB
Ilustrasi Bulan Suci Ramadhan 1442 H.
Ilustrasi Bulan Suci Ramadhan 1442 H. /KALBAR TERKINI/MULYANTO ELSA

POTENSI BISNIS - Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang penuh bertabur berkah.

Keberkahannya itu bisa kita lihat dan rasakan langsung dengan banyaknya keutamaan yang dimiliki oleh bulan ini.

Selain sebagai syahrul Quran (bulan diturunkannya Al Quran), Ramadhan juga sering disebut sebagai syahrul maghfirah (bulan ampunan) dan syahrul ‘ibadah (bulan ibadah). Artinya, Ramadhan ini merupakan momentum bagi kita untuk bertobat dan memperbanyak ibadah.

Baca Juga: 10 Aplikasi Penunjang Ibadah di Bulan Ramadan, Bagi yang Memiliki Rutinitas Padat

Pasalnya, pada bulan ini Allah SWT hamparkan pintu-pintu ampunan dan rahmat-Nya seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin kembali bertobat kepada-Nya.

Demikian pula dengan pintu-pintu ibadah dibukakan oleh Allah selebar-lebarnya sehingga memudahkan hamba-hamba-Nya yang beriman untuk beramal saleh sebanyak-banyaknya.

Namun, walau demikian, ada lima hal penting yang perlu diwaspadai dan dihindari oleh kita saat menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan.

Kelima hal ini disebutkan dapat merusak amal kita di bulan Ramadhan. Oleh karenanya, kita perlu tahu dan menjauhinya agar tidak merugi.

Dikutip PotensiBisnis.com dari Rumaysho, berikut perkara yang dapat merusak amal kita di bulan Ramadhan: 

  1. Puasa, tetapi Masih Terus Bermaksiat

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari, No. 1903).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja.” (HR. Ahmad, 2 : 373).

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Rabu 28 April 2021: Beragam Program Hiburan Menarik di GTV dan SCTV

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, ‘Aku sedang puasa, aku sedang puasa’.” (HR. Ibnu Khuzaimah, 3:242. Menurut Al-A’zhami, sanad hadis tersebut shahih).

Kata lagwu dalam hadist di atas berarti perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah. Adapun rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki terhadap perempuan atau bisa juga bermakna perkataan kotor atau jorok.

  1. Beramal Tanpa Ilmu

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

“Orang yang beramal tanpa ilmu bagai orang yang berjalan tanpa ada penuntun. Sudah dimaklumi bahwa orang yang rusak karena berjalan tanpa penuntun tadi akan mendapatkan kesulitan dan sulit bisa selamat. Taruhlah ia bisa selamat, namun itu jarang. Menurut orang yang berakal, ia tetap saja tidak dipuji bahkan dapat celaan.”

  1. Puasa, tetapi Tidak Shalat

Pernah ada seseorang yang bertanya kepada Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah: “Apa hukum orang yang berpuasa, tetapi meninggalkan shalat?”

Beliau pun menjawab: “Puasa yang dilakukan oleh orang yang meninggalkan shalat tidaklah diterima karena orang yang meninggalkan shalat berarti kafir dan murtad. Dalil bahwa meninggalkan shalat termasuk bentuk kekafiran, sebagaimana firman Allah SWT:

“Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (QS. At-Taubah: 11).

Hujah lainnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Pembatas antara seorang muslim dan kesirikan serta kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim, No. 82).

Selanjutnya, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah menambahkan, “Kami katakan: ‘Shalatlah kemudian tunaikanlah puasa.’ Adapun jika engkau puasa, tetapi tidak shalat, amalan puasamu akan tertolak karena orang kafir (sebab meninggalkan shalat) tidak diterima ibadah darinya.” (Majmu’ Fatawa wa Rosa-il Ibnu ‘Utsaimin, 17:62).

Baca Juga: Cara Disdik Jabar Membangun Karakter dan Budi Pekerti untuk siswa-siswi di Bulan Ramadan

  1. Tergesa-gesa dalam Shalat

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sebaik-baik shalat adalah yang lama berdirinya.” (HR. Muslim, No. 756).

Dari Abu Hurairah, beliau berkata:

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang shalat mukhtashiron.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam kitab Bulughul Maram, Bab ‘Dorongan agar khusyu’ dalam shalat, Ibnu Hajar rahimahullah menyampaikan terkait hadis di atas sebagai berikut bahwasanya sebagian ulama menafsirkan ikhtishor (mukhtashiron) dalam hadist tersebut adalah shalat yang ringkas (terburu-buru), tidak ada thuma’ninah ketika membaca surah, ruku, maupun sujud. (Lihat Syarh Bulughul Maram, Syaikh ‘Athiyah Muhammad Salim, 49:3, Asy-Syamilah).

  1. Pelit Sedekah

Sungguh sangat merugi orang yang bakhil alias kikir dan pelit terhadap hartanya untuk disedekahkan pada bulan Ramadhan.

Padahal, pada bulan ini adalah momen terbaik untuk berderma karena di samping akan dilipatgandakannya pahala sedekah tersebut, juga terdapat keutamaan lainnya sebagaimana hadist berikut.

Ali meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya.” Lantas seorang arab badui berdiri sambil berkata, “Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan shalat pada malam hari diwaktu manusia pada tidur.” (HR. Tirmidzi, no. 1984. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).***

 

Editor: Babah Pram

Sumber: Rumasyho.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x