Refleksi Hari Guru Nasional 25 November, Ini Curhatan Guru Ditengah Pandemi Covid-19

- 23 November 2020, 21:59 WIB
Ilustrasi. Sejarah Hari Guru Nasional yang diperingati pada 25 November.
Ilustrasi. Sejarah Hari Guru Nasional yang diperingati pada 25 November. /PEXELS/Iqwan Aalif/

Pada proses pembelajaran, beberapa siswa ada yang bersemangat dan senang dan ada juga yang tidak.

Siswa yang bersemangat dan senang berpendapat bahwa mereka dituntut untuk belajar mandiri, dan belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri.

Baca Juga: Potensi Bisnis Lebah Madu Kaliandra: Minim Modalnya, Banyak Manfaat dan Bisa Jadi Sumber Penghasilan

Sedangkan, kata dia, siswa yang tidak bersemangat berpendapat bahwa pembelajaran daring ini kurang bagus, karena materi yang diajarkan masih banyak yang kurang dimengerti.

Padahal telah diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan pertanyan kepada pengajar, sangat berbeda dengan pembelajaran di dalam kelas.

Selaku Guru IPA, Nur menyatakan, proses pembelajaran daring tidak seefektif kegiatan belajar mengajar tatap muka langsung di sekolah, dikarenakan materi yang ingin disampaikan belum tentu bisa dipahami semua siswa.

Baca Juga: UPDATE: Sebaran Virus Covid-19  di Indonesia Tembus 500 Ribu per 23 November 2020

Selain itu, target tujuan pembelajaran dan kurikulum juga tidak bisa tercapai dengan baik.

Kompetensi kognitif dapat dinilai dengan pengerjaan tugas tugas yang diberikan, tapi untuk penilain kompetensi afektif dan psikomotoriknya masih sulit untuk dilakukan.

Akan tetapi, lanjut Nur, seorang Guru bisa belajar tentang bagaimana mengelola lingkungan belajar daring, serta siswa merasa tidak jenuh dan bosen saat belajar. 

Halaman:

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x