Sejarah Hari Buruh Sedunia di Latar Belakangi Peristiwa Haymarket di Amerikat Serikat

1 Mei 2021, 06:00 WIB
Sejarah Hari Buruh 2021.* /freepik

POTENSI BISNIS – Berikut sejarah Hari Buruh Sedunia atau May Day yang diperingati pada 1 Mei, di latar belakangi satu di antara peristiwa haymarket di Amerika Serikat.

Terjadi revolusi industri antara tahun 1750 dan 1850 berdapak pada perubahan besar-besaran di berbagai bidang seperti pertanian, pertambangan, transportasi, manufaktur, ekonomi, dan teknologi di dunia.

Revolusi industri muncul pertama kali di negara Inggris, lalu menyebar ke wilayah-wilayah sekitaran Inggris kemudian ke wilayah Eropa, hingga masuk ke Jepang termasuk wilayah Amerika dan menyebar keseluruh dunia.

Baca Juga: May Day 2021: Polda Kalbar Berikan Bantuan Tujuh Ton Beras bagi Aliansi Buruh

Dipuncak revolusi industri Amerika Serikat, di mana saat itu industri terus digencarkan demi kebutuhan pasar dan demi meraup untung yang sebesar-besarnya bagi para pengusaha.

Mengakibatkan ribuan pria, wanita, dan anak-anak harus meninggal setiap tahun akibat kondisi kerja yang buruk serta jam kerja yang amat panjang.

Para buruh dipekerjakan dengan tidak manusiawi, pada saat itu jam kerja bisa menyentuh angka 19-20 jam per hari.

Pada masa itu juga anak-anak ikut dipekerjakan seperti layaknya orang dewasa, hingga akhirnya banyak buruh yang terluka dan meninggal akibat kelelahan.

Baca Juga: Kumpulan Ucapan Hari Buruh May Day 1 Mei 2021 Penuh Makna Perjuangan

Akibat kondisi kerja yang sangat buruk, akhirnya para buruh seantero Amerika Serika mulai menyuarakan keadilan. Hal tersebut mulai terlihat sejak April tahun 1886.

Dalam upaya untuk mengakhiri kondisi yang tidak manusiawi ini, sebuah organisasi buruh bernama ‘Federation of Orgenized Trades and Labor Unions’ mengadakan konferensi di wilayah Chicago Amerika Serikat.

Dalam konferensi tersebut mereka mengatakan bahwa 8 jam sehari merupakan hukum dari bekerja yang harus ditetapkan.

Dua organisasai buruh di Amerika Serikat mendorong para buruh untuk melakukan tindakan mogok kerja dan berdemonstrasi.

Kemudian, pada tanggal 1 Mei 1886 lebih dari 300 ribu pekerja dari 13 ribu perusahaan turun ke jalan untuk melakukan aksi demo.

Pada tanggal 4 Mei 1886, tepat di bundaran Haymarket Chicago para buruh menggelar aksi demo hari ke-2 dengan skala yang lebih besar.

Akan tetapi, karena cuaca yang buruk pada hari itu banyak pendemo yang membubarkan diri dan hanya tersisa ratusan orang.

Pada saat itulah, 180 orang polisi datang dan menyuruh aksi tersebut dibubarkan.

Ketika orator terakhir hendak turun mimbar untuk menuruti peringatan polisi tersebut, sebuah bom seketika meledak di barisan polisi. Satu orang terbunuh dan melukai 70 orang diantaranya.

Menyikapi bom tersebut, polisi menembaki secara brutal kerumunan pendemo di tempat tersebut. Skitar 200 orang terluka, dan banyak buruh yang tewas.

Pelaku peledakan bom tidak diketahui identitasnya, namun media masa dan segolongan politisi saat itu menuduh golongan sosialis dan anarkis.

Delapan tokoh yang dianggap golongan anarkis Chicago, dituntut dalam kasus peledakan bom berencana.

Kemudia pada tanggal 21 Juni 1886 mereka divonis hukuman mati oleh pemerintah Amerika Serikat,

Dieksekusi gantung pada tanggal 11 November 1887 meskipun tidak ada bukti kuat bahwa delapan orang tersebut adalah dalang dari pengeboman.

Insiden ini yang kemudian dikenal dengan ‘Tragedi Haymarket’ dan menjadi tragedi huru hara buruh terbesar dalam sejarah.***

Editor: Pipin L Hakim

Tags

Terkini

Terpopuler