Terlalu Banyak Makan Pemanis Buatan Beresiko Terkena Serangan Jantung

- 4 Maret 2023, 13:00 WIB
Ilustrasi pemanis buatan.
Ilustrasi pemanis buatan. /Ilustrasi/Pixabay/congerdesign/

POTENSI BISNIS - Siapa sangka ternyata pemanis buatan yang biasa digunakan dalam makanan olahan bisa memicu penyakit berbahaya.

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Jurnal Nature Medicine mengungkapkan jika pemanis buatan dalam makanan olahan bisa memicu serangan jantung dan stroke.

Terutama jika pemanis buatan yang ditambahkan ke makanan olahan itu dalam jumlah besar bisa menggumpalkan darah.

Baca Juga: IKATAN CINTA 4 Maret 2023: Aldebaran Masih Sakit, Beruntung Angga Pulang Jadi Garda Terdepan Keluarga Alfahri

Lantas, apa yang menyebabkan pemanis buatan bisa menyebabkan penyakit berbahaya.

Ternyata pemanis buatan ini mengandung erythritol sehingga bisa dikonsumsi dalam jumlah besar bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke.

"Ada banyak data di sini untuk menyatakan bahwa kita harus membaca label dan menghindari erythritol, terutama jika berisiko terkena penyakit kardiovaskular," jelas peneliti senior dr Stanley Hazen dilansir dari laman US News pada Sabtu, 04 Maret 2023.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Hari Ini, 4 Maret: Nino Kembali Lakukan Tes DNA, Rendy Cari Tahu Keberadaan Aldebaran

Meski begitu, Ketua Kelompok Kerja Nutrisi dan Gaya Hidup American College of Cardiology, dr Karen Aspry menyatakan masih terlalu dini untuk menyimpulkan erythritol bisa berbahaya bagi tubuh.

"Pada titik ini, menurut saya, menggunakan sedikit pada makanan atau menggunakan bentuk butiran, itu bukan hal yang mengkhawatirkan,” terang Karen.

Calorie Control Council Amerika Serikat mencatat bahwa erythritol telah diproduksi secara komersial selama lebih dari 30 tahun.

Baca Juga: Tes Psikologi: Ingin Tahu Tabiat Anda Sebenarnya Berdasarkan Anak ke Berapa Kamu Dilahirkan

Tak hanya itu, erythritol digunakan sebagai pemanis industri di lebih dari 50 negara.

"Keamanan erythritol sebagai bahan makanan dalam kondisi penggunaan yang dimaksudkan telah dibuktikan oleh sejumlah studi keamanan manusia dan hewan, termasuk studi pemberian makan jangka pendek dan jangka panjang, reproduksi multigenerasi dan teratologi (kelainan bawaan)," kata lembaga tersebut.***

Editor: Rahman Agussalim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x