Saat ini laporan hasil studi tersebut sedang menjalani peer-review atau peninjauan sejawat untuk membuktikan keaslian hasil riset. Versi pre-print dari makalah penelitian ini tersedia di website bioRxiv.
Rosner mengatakan beberapa penelitian telah melaporkan cannabinoid tertentu memiliki efek anti virus terhadap virus hepatitis C dan virus lain.
Baca Juga: Lirik Demons - Imagine Dragons, This is My Kingdom Come Lagu Viral di Tiktok
Selain itu, obat oral CBD juga telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration/FDA) untuk pengobatan epilepsi.
Rosner dan rekan-rekannya mengungkapkan, diperlukan pendekatan alternatif, terutama untuk populasi dengan akses terbatas ke vaksin.
Dalam riset mengenai efek senyawa CBD pada replikasi virus corona ini, para peneliti melakukan penanganan dini pada sel A549 sebagai sel karsinoma paru-paru manusia yang mengekspresikan ACE-2 (A549-ACE2) dengan memberikannya 0-10μM CBD selama 2 jam.
Baca Juga: Jelang Olimpiade Tokyo 2021, Korea Utara Memicu Ketegangan dengan Peluncuran Rudal
Setelahnya, mereka menginfeksi sel tersebut dengan SARS-CoV-2. Analisis sel selama 48 jam kemudian menunjukkan CBD secara potensial menghambat replikasi virus di dalam sel.
Tim peneliti menyelidiki juga senyawa CBD lain yang bukan berasal dari tanaman ganja. Apakah senyawa CBD itu efektif juga menghambat infeksi SARS-CoV-2.
Namun, hingga kini, satu-satunya senyawa cannabidiol yang secara kuat menghambat replikasi virus hannyalah CBD dari ekstrak ganja.