Komisaris Independen BSM Arief Rosyid Ajak Akademisi Dukung Aturan Ekonomi Syariah

- 14 Oktober 2020, 21:21 WIB
Kuliah Umum Enterpreneurship di Universitas Islam Negeri SGD Bandung.*
Kuliah Umum Enterpreneurship di Universitas Islam Negeri SGD Bandung.* /PotensiBisnis.com

POTENSI BISNIS - Komisaris Independen Bank Syariah Mandiri (BSM), Arief Rosyid Hasan mengajak agar para akademisi Islam turut berkontribusi dalam pembuatan Rancangan Undang-undang (RUU) Ekonomi Syariah, dan mendorong hingga RUU itu disahkan menjadi UU.

Menurutnya, gerakan mayoritas umat Islam dalam berdedikasi terkait ekonomi syariah masih belum terkonsolidasi dengan baik.

Hal ini disampaikan, Komisaris Independen Bank Syariah Mandiri (BSM), Arief Rosyid Hasan saat menjadi narasumber dalam kuliah umum tentang enterpreneur di Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Baca Juga: Mahfud MD Ungkap Sumber yang Sebut SBY dan AHY Dalang Demo Besar Tolak UU Omnibus Law

"Kita sama-sama dorong ekonomi syariah, ekonomi Islam ini. Selama ini, ibaratnya kita masih berkumpul tapi belum berbaris. Jadi kampusnya kerja sendiri, perbankannya sendiri dan elemen lainnya berjalan sendiri, padahal yang dikerjain itu-itu juga," kata Arief di Gedung Pascasarjana UIN Bandung, Rabu 14 Oktober 2020.

Arief menyatakan RUU Ekonomi Syariah ini telah didukung oleh sejumlah organisasi basis Islam, di antaranya Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (DEKS BI, Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (DPBS IJK, dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).

Menurut Arief, pemerintah telah bersungguh-sungguh dalam pengembangan ekonomi Islam. "Harusnya ini bisa di orkestrasi, bisa di manage dengan baik," ujarnya.

Baca Juga: Tan Siok Tjien Miliarder ke-3 RI Punya Rp 93,51 Triliun, Produk Turun Efek Daya Beli Kalangan Bawah

Hal terbaru, kata Arief yang dilakukan pemerintah diantaranya adanya merger tiga bank syariah milik bank BUMN.

"Kita sering diskusi, kita dorong juga bersama teman-teman Masyarakat Ekonomi Syariah, BI dan pihak yang lainnya," ucapnya.

Lebih lanjut, ketiga bank syariah nasional itu yakni PT BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, PT BNI Syariah.

"Memang itu bukti keseriusan pemerintah juga. Karena kita melihat itu satu-satunya yang bisa bertahan dalam kondisi krisis seperti ini adalah perbankan syariah, atau sistem ekonomi Islam," tutur Wasekjen BPP Hipmi ini.

Baca Juga: ShopeePay Day Rayakan 11.11 Big Sale Dapatkan Voucher Gratis Ongkir Minimun Belanja Rp0 Lebih Hemat

Selain itu, Arief menyebutkan kecanggungan umat Islam dalam berbicara ekonomi Islam dikarenakan kekurangan pemahaman dan skil berwirausaha yang baik.

"10 skil yang akan eksis di masa depan. Harus diberikan tahukan juga kepada adik-adik mahasiswa. Seperti, analitical thinking, passion, aktif learning, learning startegis, creativity, teknologi dan seterusnya," ungkap Arief.

Sementara itu, Rektor UIN SGD Bandung, Mahmud, mengakui pentingnya kerjasama antara semua pihak dalam membangun kultur wirausaha, khususnya di kalangan umat Islam.

Menurutnya, kerjasama bisa dilakukan antara perbankan syariah, akademisi dan mahasiswa di kampus.

Baca Juga: Petinggi Demokrat Minta Istana Klarifikasi Soal SBY dan AHY Dalang Unras, Begini Reaksi Mahfud MD

"Kita bikin out bound yang pintu gerbangnya itu ada pintu Al Fatihah, ada pintu An-Nas, ada pintu Al-Ikhlas, kalau baca fatihahnya fasih, maka pintu itu akan terbuka dan seterusnya. Kalau tidak hapal, maka tidak terbuka," ujar Mahmud.

Mahmud sendiri mengungkapkan keinginannya untuk membangun kultur wirausaha bernuansa Islami, teknologi dan sains.

Diantaranya berencana untuk membangun sarana out bound dengan pintu masuknya dengan membaca surat- surat dalam Al-Qur'an.

"Dari out bon kita akan memotivasi anak madrasah kuat di hapalan, sains dan teknologinya. Kalau kita punya, luar biasa ini, tapi persoalannya perlu modal, disitu perlunya kerjasama," pungkasnya.***

Editor: Pipin L Hakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah