Dolar Melemah, Bank Sentral Bertindak Cegah Meningkatnya Risiko Inflasi

19 Oktober 2021, 10:38 WIB
Ilustrasi Dolar. Dolar Melemah, Bank Sentral Bertindak Cegah Meningkatnya Risiko Inflasi. /pexels @karolina grabowska

POTENSI BISNIS - Indeks dolar mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, sehingga melemah 0,05 persen menjadi 93,894 dari sehari sebelumnya.

Dolar melemah di dekat bagian bawah kisaran baru-baru ini terhadap mata uang lainnya di perdagangan Asia pada Selasa, 19 Oktober 2021, pagi.

Indeks dolar telah terombang-ambing selama tiga minggu terakhir antara 93,671 dan tertinggi satu tahun di 94,563, yang dicapai hari ini.

Baca Juga: Nasabah Tabungan BRI Tumbuh 166,32 Persen, Lewat BritAma FSTVL Beri Hadiah Miliaran Rupiah

Dolar turun, terlihat dari data pabrik AS yang suram semalam dan spekulasi pasar atas normalisasi kebijakan moneter yang lebih cepat di negara lain.

Gubernur bank sentral Inggris (BoE) Andrew Bailey menyampaikan, pihaknya mengirim sinyal baru untuk kenaikan suku bunga Inggris lebih awal.

Menurutnya, bank sentral harus bertindak untuk melawan meningkatnya risiko inflasi.

Baca Juga: Maulid Nabi 1443 H, Menag Yaqut Ajak Semua Umat Tebarkan Empati Perkuat Silaturahmi

Ahli Strategi Wesrpac, menyampaikan di Selandia Baru, taruhan untuk normalisasi kebijakan yang lebih cepat dipicuoleh data.

Hal tersebut ditunjukkan dari inflasi harga konsumen tercepat dalam lebih dari satu dekade.

Inggris dan Selandia Baru memimpin kenaikan imbal hasil obligasi jangka pendek secara global, dengan suku bunga di Eropa dan Australia naik relatif lebih tinggi daripada di AS, menekan dolar.

Baca Juga: Bukan Dihalangi Irvan, Hubungan Rendy dan Jessica Kandas Akibat Orang Ketiga: Drama Ikatan Cinta Malam Ini

"Perasaan jika inflasi 'sementara' akan bertahan lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya telah menjadi katalis utama karena pasar mengkalibrasi ulang ekspektasi kenaikan suku bunga di sebagian besar yurisdiksi," tulis ahli strategi Westpac, dikutip PotensiBisnis.com dari laman ANTARA News, Selasa, 19 Oktober 2021

Namun, Westpac tetap bullish tentang dolar kiwi Selandia Baru yang bukan bagian dari indeks dolar.

Baca Juga: Tes Psikologi: Gambar Dilihat Pertama, Bisa Ungkap Cara Tangani Masalah

Tapi menargetkan kenaikan ke 0,74 dolar AS pada akhir tahun, dan merekomendasikan untuk membeli saat penurunan berapa pun ke 0,6985 dolar AS.

Kiwi menguat 0,11 persen menjadi 0,7093 dolar AS, merayap kembali ke level tertinggi satu bulan di 0,7105 dolar AS yang dicapai pada Senin, 18 Oktober 2021.

Dolar Aussie naik 0,09 persen menjadi 0,74225 dolar AS, mendekati level tertinggi lebih dari satu bulan di 0,7440 dolar AS yang disentuh pada akhir pekan lalu.

Setelah risalah pertemuan bank sentral Australia September 2021, menunjukkan jika pembuat kebijakan khawatir kebijakan yang lebih ketat dapat membahayakan pasar tenaga kerja.

Sterling menguat 0,13 persen menjadi 1,37455 dolar, mendekati puncak satu bulan pada Jumat, 15 Oktober 2021 di 1,3773 dolar AS.

Euro naik 0,09 persen menjadi 1,16205 dolar AS, mendekati tertinggi kisaran perdagangan bulan ini.

Ahli strategi Commonwealth Bank of Australia Joseph Capurso mengatakan, produksi manufaktur AS terpukul karena kekurangan semikonduktor global yang berkelanjutan menekan produksi kendaraan bermotor.

Memberikan bukti lebih lanjut bahwa kendala pasokan menghambat pertumbuhan ekonomi.

"Perkiraan dolar AS kuat kami yang diterbitkan pada awal Juli mencerminkan - antara lain - kinerja ekonomi AS yang lebih baik, tetapi pendorong dolar AS mungkin berubah," tulis Joseph.

Menurutnya, lonjakan inflasi global dan suku bunga dapat mendukung dolar AS sebagai tempat yang aman.

"Jika suku bunga jangka pendek diperhitungkan dalam siklus pengetatan moneter global yang begitu kuat, sehingga memaksa ekuitas untuk terkoreksi lebih rendah, dengan bukti skenario yang mungkin terlihat di penurunan dolar AS/yen dan dolar Australia/yen," katanya.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler