Meski di Tengah Pandemi Pendapatan E-commerce Besutan Jack Ma Raih Pendapatan 24 Persen

- 21 Agustus 2020, 16:35 WIB
Ilustrasi: Jack Ma
Ilustrasi: Jack Ma /m.sayfamous.com

POTENSI BISNIS - Perusahaan ritel daring raksasa Alibaba, besutan Jack Ma meraih pendapatan hingga meroket dua digit melebihi ekspektasi pasar.

Di kabarkan KrAsia pendapatan Alibaba mencapai angka 21,78 miliar dolar AS meningkat sekitar 34 persen dipada tahun lalu. Sedangkan, ekspektasi pasar hanya sekitar 21,4 miliar dolar AS.

"Kami berada dalam posisi yang baik untuk menangkap pertumbuhan dari transformasi digital yang sedang berlangsung, juga dipercepat oleh pandemi, baik dari segi komunikasi maupun operasi perusahaan," kata Kepala Ekseskutif Alibaba Daniel Zhang , dilansir PotensiBisnis.com dari Wartaekonomi pada Jumat 21 Agustus 2020.

Ekosistem bisnis ritel daring Alibaba mendapat keuntungan dari lonjakan pengeluaran daring setelah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Sri Mulyani : PNS Jangan Manja Sedikit Sedikit Minta ke Negara, Bisa Bangkrut!

Pasar daring Alibaba yang mencakup Taobao, Taobao Live, dan Tmall memperoleh tambahan 28 juta penggunan aktif bulanan. Hingga saat ini, ekosistem ritel daring Alibaba memiliki total 874 juta pengguna bulanan.

"dinamika secara fundamental telah mengubah lingkungan makro ekonomi dan kehidupan sehari-hari kita; itu juga membuka peluang baru," ujarnya.

Integrasi mendalam perusahaan ke sejumlah segmen ekonomi digital juga membuahkan hasil. Di bisnis pengantaran makanan misalnya, Ele.me mencatat pertumbuhan 30 persen jumlah pedagang. Ada pula 45 persen pelanggan baru Ele.me yang berasal dari Alipay.

Sementara itu, dari segi nilai barang dagangan bruto (GMV), Tmall mencatatkan pertumbuhan 27 persen penjualan barang fisik selama kuartal II 2020.

Baca Juga: Ferry : Kawasan Lembang Macet, Kendaraan Pribadi Mendominasi Namun Orangnya Terbatas

Alibaba Cloud juga mengalami peningkatan pendapatan sebesar 59 persen, karena adanya peningkatan permintaan infrastruktur digital, menghasilkan pendapatan rata-rata per pelanggan yang lebih tinggi.

Perlu diketahui, Alibaba berisiko menjadi target sanksi pemerintah AS yang selanjutnya, seperti yang diisyaratkan oleh Presiden Donald Trump pada pekan lalu.

"Sebagai e-commerce terbesar dunia, fokus komersial Alibaba di AS adalah mendukung merek, peritel, bisnis kecil, dan petani AS untuk menjual kepada konsumen dan mitra dagang di China dan pasar utama lain secara global." ungkap Zhang.

Baca Juga: Menyambut Hari ke 9-10 Muharram, Berikut Niat Puasa Tasua dan Asyura Latin serta Keutamaannya

Zhang juga yakin perdagangan global akan terus berlanjut. Untuk itu, pihaknya tengah memantau tiap perubahan kebijakan AS terhadap perusahaan berbasis di China. Ia juga mengklaim akan mematuhi peraturan AS.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah